Kamis, 18 Februari 2016

PROPOSAL SKRIPSI : PENGARUH MODAL KERJA BERSIH TERHADAP LABA SETELAH PAJAK PADA PT. MAYORA INDAH TBK.

PENGARUH MODAL KERJA BERSIH TERHADAP LABA SETELAH PAJAK PADA PT. MAYORA INDAH Tbk.
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitan
Dosen Pengampu : Angga Hidayat
NIDN : 0426108802

Disusun oleh   :
1. Anugrah Pujianto            (2013122432)
2. Bimo Ragil Anggoro      (2013121032)
3. Endra Dwiantoro            (2013121319)
4. Efa Fauziah                     (2013122851)
5. Fifit Safitri                      (2013121480)
6. Nihaini                            (2013121416)
7. Rheina Mayliana             (2013121610)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2015



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun serta menyelesaikan makalah Metodologi Penelitian yang berjudul “PENGARUH MODAL KERJA BERSIH TERHADAP LABA SETELAH PAJAK PADA PT. MAYORA INDAH Tbk.”.
Dalam menyusun proposal skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, arahan, bantuan, dan dorongan yang sangat berharga dan bermanfaat. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1.        Dr. H. Darsono selaku ketua Yayasan Sasmita Jaya.
2.        Dr. H. Dayat Hidayat, MM selaku Rektor Universitas Pamulang.
3.        Angga Hidayat selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian.
4.        Orang tua penulis yang memberikan serta bantuan moril maupun materiil.
5.   Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap proposal skripsi ini dapat bermaanfaat dan menambah wawasan pembaca. Penulis menyimpulkan bahwa proposal skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk menyempurnakan proposal ini. Atas perhatian penulis ucapkan terima kasih.


Tangerang Selatan, 23 Desember 2015



Penulis

   A.    Latar Belakang Penelitian
Kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas yang diikuti dengan kecanggihan teknologi, sehingga perkembangan dunia usaha semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan timbul persaingan competitive. Perusahaan yang kuat akan bertahan sebaliknya perusahaan yang tidak mampu bersaing kemungkinan akan mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu untuk menghadapi perubahan yang terjadi, perusahaan tentu saja perlu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang diantaranya meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian secara baik sehingga sasaran utama perusahaan dapat tercapai.
Dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, karena dengan modal kerja segala kebutuhan untuk proses produksi dapat terpenuhi. Menurut Kasmir (2010), Modal Kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat berharga, piutang, sediaan dan aktiva lancar lainnya.
Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang keuangan karena dalam pengelolaan modal kerja berkaitan dengan pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar serta bagaimana membiayai aktiva. Besar kecilnya modal kerja perusahaan tergantung dari jenis perusahaan. Penentuan jumlah modal kerja sangatlah penting bagi setiap perusahaan, karena jika kekurangan modal kerja maka perusahaan akan mengalami masalah likuiditas yaitu tidak bisa membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya, dan akan mengalami kesulitan dalam membeli bahan baku, membayar gaji para karyawan, serta biaya-biaya lainnya yang akan mengakibatkan tidak maksimumnya kegiatan opersional perusahaan.
Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikiuid sehingga menimbulkan dana yang menganggur yang akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan membuang kesempatan memperoleh laba. Oleh karena itu dalam pengelolaannya, khususnya aktiva lancar yang terdapat dalam manajemen modal kerja adalah cara yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan penjulan agar perolehan laba perusahaan dapat meningkat.
Uang atau dana yang dikeluarkan oleh perusahaan itu diharapkan dapat masuk kembali dalam jangka waktu yang pendek  melalui hasil penjualan produk maupun untuk jangka panjang melalui investasinya. Uang masuk yang berasal dari penjulan  produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya.
Dengan demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya selama perusahaan itu berdiri. Untuk mengetahui berapa jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, manajer melakukan analisis terhadap modal kerjanya  yang didasarakan kepada informasi atau laporan keuangan perusahaan, kemudian dikaitkan dengan laba yang diperoleh perusahaan.
PT. MAYORA INDAH Tbk., didirikan 17 februari 1977 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan mei 1978. Ruang lingkup kegiatan PT. MAYORA INDAH Tbk. adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, PT. MAYORA INDAH Tbk. menjalankan bidang usaha industri biskuit (Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai OLai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress). kembang gula (kopiko, kiss, tamarin dan juizy milk). Wafer (Beng-beng, Astor, Roma). Coklat (Choki-Choki). Kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen) serta menjual produknya dipasar lokal dan luar negeri. Perkembangan perusahaan juga ditorehkan dengan merubah status perusahaan menjadi perusahaan terbuka seiring dengan pencatatan saham perusahaan untuk pertama kali di Bursa Efek Jakarta sejak 4 juli 1990.
Pada tahun-tahun berikutnya perusahaan melakukan ekspansi cepat untuk menjadi sebuah perusahaan yang berbasis ASEAN. Salah satu usahanya yakni mendirikan fasilitas produksi dan beberapa kantor pemasaran yang terletak dibeberapa negara di Asia Tenggara.
Dalam kaitannya dengan profitabilitas, untuk menilai keberhasilan perusahaan didalam kemampuannya untuk meraih laba pada tahun  berjalan maupun pada tahu sebelumnya. Perusahaan menghendaki agar seluruh dana dioperasikan sehingga tidak ada dana yang menganggur yang akan merugikan perusahaan karena adanya biaya dana.
Maka dari itu, para investor biasanya sangat memperhatikan kemampuan perusahaan memperoleh laba atas penggunaan modalnya. Persentase laba atas penggunaan modal yang semakin meningkat memperlihatkan perusahaan semakin baik. Maka dari itu, pengelolaan modal kerja dalam perusahaan sangat memerlukan perhatian khusus. Perusahaan juga berkepentingan untuk menjaga profitabilitas dengan baik agar kondisi krisis yang dialami Indonesia tidak berimbas pada perusahaan sehingga akan mampu memperoleh laba yang maksimal didalam menjalankan usahanya. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya biaya kesempatan).
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yaitu memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan perusahaan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menulis skripsi dengan judul “PENGARUH MODAL KERJA BERSIH TERHADAP LABA SETELAH PAJAK PADA PT. MAYORA INDAH Tbk.”.

   B.     Identifikasi Masalah
Dalam kegiatan penelitian diperlukannya identifikasi berbagai masalah yang terjadi pada objek yang diteliti. Untuk memudahkan dalam merumuskan masalah penelitian yang diharapkan maka identifikasi harus dilakukan secara cermat dan akurat.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :
1.    Penggunaan modal kerja belum efisien karena adanya modal kerja menganggur yang tidak produktif
2.    Laba bersih setelah pajak belum optimal atau masih mengalami kenaikan dan penurunan
3.    Pengaruh modal kerja bersih terhadap laba bersih setelah pajak
4.    Hutang lancar lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar disebabkan karena modal kerja bersih mengalami penurunan
5.    Laba perusahaan yang menurun menyebabkan kinerja perusahaan menjadi kurang baik
6.    Laba perusahaan tidak sesuai dengan yang ditargetkan oleh perusahaan

   C.    Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini, terdapat batasan-batasan yang ditentukan agar pembahasan penelitian ini lebih terfokus dan tidak mencakup hal yang lebih luas. Maka penulis membatasi masalah yang akan dikaji dengan masing-masing variable sebagai berikut :
1.    Modal merupakan suatu yang baik dalam bentuk uang atau bentuk lainnya yang di gunakan dalam proses usaha untuk mencapai dan menghasilkan tujuan perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan.
2.    Modal kerja bersih atau net working capital  yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar, atau merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
3.    Laba merupakan pendapatan dikurangi dengan beban.
4.    Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
5.    Laba Bersih Sesudah Pajak (Laba Bersih), yaitu laba sebelum pajak yang dikurangi dengan pajak penghasilan.
6.    Laporan keuangan yang digunakan sebagai data adalah neraca dan laporan laba rugi PT. MAYORA INDAH Tbk. periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2014.

   D.    Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang telah diurai diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Apakah modal kerja bersih berpengaruh terhadap laba setelah pajak  pada PT. MAYORA INDAH Tbk.?
2.    Apakah ada perkembangan modal kerja bersih pada PT. MAYORA INDAH Tbk. ?
3.    Apakah ada perkembangan laba setelah pajak pada PT. MAYORA INDAH Tbk. ?

    E.       Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.    Tujuan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian mengenai Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Laba Setelah Pajak pada PT. MAYORA INDAH Tbk. ini diharapkan mencapai tujuan penelitian yaitu :
a. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja bersih terhadap laba setelah pajak pada PT. MAYORA INDAH Tbk.
b.    Untuk mengetahui perkembangan modal kerja bersih pada PT. MAYORA INDAH Tbk.
c.    Untuk mengetahui perkembangan laba setelah pajak pada PT. MAYORA INDAH Tbk.

2.    Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
  a.    Manfaat Teoritis
1)        Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan secara lebih mendalam di bidang manajemen keuangan khususnya mengenai investasi dalam modal kerja dan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.
2)        Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan serta dijadikan sebagai bahan pembanding penelitian bagi peneliti yang memilki objek penelitian yang sama. 
  b.    Manfaat Praktis
 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau kontibusi pemikiran terhadap  informasi-informasi mengenai perubahan modal kerja dan pengaruhnya terhadap laba bersih  perusahaan.

F.       Kerangka Pemikiran
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala menjadi obyek permasalahan.
Tingkat laba dan keuntungan dalam perusahaan dapat dilakukan degan berbagai pendekatan atau metode yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu pendekatan untuk menilai kinerja perusahaan yaitu dari segi keuangan yang dapat dilakukan memalui analisa laporan keuangan tahunan, yaitu laporan laba/rugi dan neraca. Pada umumnya teknik yang digunakan oleh sebuah perusahaan adalah dengan pengelolaan modal kerja pada perusahaan.
Modal kerja yang bersih diperoleh dari aktiva lancar dan hutang lancar sehingga dapat menentukan laba perusahaan yang stabil, jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Dengan menganalisa laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba/rugi  maka dapat diketahui atau diperoleh gambaran tentang  hasil atau perkembangan usaha perusahaan, dan analisis ini terdiri dari aktiva lancar dikurangi hutang lancar sehingga didapat modal kerja bersih untuk menentukan laba perusahaan yang diperoleh dari penjualan dikurangi biaya-biaya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel bebas  dan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel terikat. Variabel bebas (X) modal kerja bersih dan variabel terikat (Y) laba setelah pajak. Maka kerangka berfikir dalam penelitian ini akan dijabarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :


G.    Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja bersih dengan laba setelah pajak
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja bersih dengan laba setelah pajak

 H.    Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan skripsi ini, penulis membaginya dalam lima bab, yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Sampul Muka
2.      Halaman Pengesahan
3.      Halaman Pernyataan
4.      Halaman Abstrak (bahasa indonesia)
5.      Halaman Abstrac (bahasa inggris)
6.      Kata Pengantar
7.      Daftar Isi
8.      Daftar Tabel
9.      Daftar Gambar
10.  Daftar Lampiran
11.  Bagian Utama
Bab I : Pendahuluan
a.    Latar Belakang Masalah
b.    Identifikasi Masalah
c.    Pembatasan Masalah
d.   Perumusan Masalah
e.    Tujuan dan Manfaat
f.       Kerangka Pemikiran
g.    Hipotesis
h.    Sistematika Penulisan
i.        Teori/Tinjauan Pustaka/ Kerangka Pemikiran
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab III : Metodologi Penelitian
a.         Jenis Penelitian
b.        Model Penelitian
c.         Populasi dan Sampel (bila ada)
d.        Teknik Pengumpulan Data
e.         Pengolahan dan Analisis Data
f.         Oprasionalisasi Variabel
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Bab V  : Kesimpulan dan Saran

   I.       Pendekatan Data dan Keilmuan
  1.  Modal Kerja
a.    Konsep Modal Kerja
Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Konsep modal kerja menggambarkan dana yang ditanamkan pada pos-pos tertentu (dalam aktiva lancar) yang diputarkan terus menerus agar operasi pokok perusahaan dapat terus berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen perusahaan.
Adapun konsep kerja menurut Martono dan Harjito (2010:72), adalah :
1)   Konsep kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang disebut juga modal kerja kotor (gross working capital). Umumnya elemen-elemen dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, surat-surat berharga (sekuritas), piutang dan persedian.
2)   Konsep kualitatif
Modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar yang juga disebut modal kerja netto (net working capital).
Keuntungan konsep ini yaitu terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukan kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan, sehingga kelangsungan opersi perusahan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.
3)   Konsep fungsional
Konsep modal kerja fungsional merupakan konsep mengenai modal yang digunakan untuk menghasilkan current income.
Dalam konsep ini sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Maka bayak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba, demikian pula sebaliknya jika dana yang digunakan sedikit maka laba pun akan menurun. Akan tetapi dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.
Dari konsep diatas modal kerja dibagi kedalam dua jenis yaitu :
a)    Modal kerja kotor (gross working capital) adalah semua komponen yang ada diaktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja. Artinya mulai dari kas, bank, surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya, nilai total dari komponen aktiva lancar tersebut menjadi jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.
b)   Modal kerja bersih (net working capital) adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dai utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi ini bersifat kulitatif karena menunjukan kemungkinan tersediannya aktiva lancar yang lebih besar dari pada utang jangka pendek dan menunjukan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang.
b.   Pengertian Modal Kerja
Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk memberi uang muka pada pembeli bahan baku atau barang dagangan, membayar upah buruh dan gaji pegawai, dan biaya-biaya lainnya. Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi perusahaan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang dagangan atau hasil produksinya. Uang yang masuk yang bersumber dari hasil penjulalan barang tersebut akan dikeluarkaan kembali guna membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian, uang atau dana tersebut akan berputar terus-menerus setiap periodenya sepanjang hidupnya perusahaan.
Modal kerja memiliki beragam pengertian yang berbeda. Riyanto (2007:20), menyatakan bahwa “pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar” pengertian tersebut sama dengan pengertian modal kerja yang dinyatakan oleh Irawati (2006:89), bahwa “modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar atau current assets.” Kasmir (2008:250), mendeskripsikan modal kerja sebagai berikut: Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar/aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lannya.
Menurut Jumingan (2011:66), pengertian tentang modal kerja ada dua, yaitu:
1)   Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan in merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri.
2)   Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working capital).
Disamping dua definisi diatas, menurut konsep fungsional Jumingan (2011:67), modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama di dirikannya perusahaan tersebut.
c.    Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut Fahmi (2014:100), menggolongkan modal kerja menjadi 2 jenis, yaitu :
1)   Modal kerja permanen merupakan modal  yang  harus selalu tersedia di perusahaan karena secara sistematis untuk mendukung keberlangsungan aktivitas perusahaan. Dalam arti aktiva tersebut tidak masuk maka memungkinkan aktivitas perusahaan akan ikut terhenti operasinya. Modal kerja permanen dikelompokan menjadi 2, yaitu :
a)    Modal kerja primer yaitu modal kerja minimum.
b)   Modal kerja normal, modal kerja untuk menyelenggarakan luas produksi normal dan fleksibel.
2)   Modal kerja variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variable dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu :
a)    Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.
b)   Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.
c)    Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
d.   Kebijakan Modal Kerja
Menurut Martono dan Harjito (dalam Mutmainah:2014), setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuan perusahaan, kebijakan dalam pengelolaan modal kerja juga berbeda. 3 type kebijakan modal kerja yang kemungkinan digunakan oleh perusahaan, yaitu :
1)   Kebijakan konservatif merupakan menejemen modal kerja yang dilakukan secara hati-hati. Pada kebijakan konservatif ini modal modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variable di belanjai dengan sumber dana jangka panjang. Sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
2)   Kebijakan agresif ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang. Sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
3)   Kebijakan moderat ialah aktiva yang bersifat tetap yaitu aktifa tetap dan modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan moderat ini memisahkan kebijakan manajemen yang konservatif sekaligus agresif. Kebijakan ini memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang sifatnya tetap dibelanjai dengan sumber modal yang permanen atau sumber dana yang berjangka panjang.

e.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang diperlukan oleh suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu di analisis, hal ini dikemukakan oleh Jumingan (dalam Mutmainah:2014), yaitu :
1)   Sifat umum atau tipe perusahaan
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relative rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan relative cepat.
2)   Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang itu.
3)   Syarat pembelian dan penjualan
Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar.
4)   Tingkat perputaran persediaan
Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.
5)   Tingkat perputaran piutang
Untuk mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksaan yang tepat sehubungan dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan, maksimum kredit bagi langganan serta penagihan piutang.
6)   Pengaruh konjungtur (business cycle)
Pada periode makmur (prosperity) aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang lebih banyak memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar tingkat persediaan.
7)   Derajat fisika kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek serta menurunnya niali rill disbanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang dan piutang akan menurunkan modal kerja.
8)   Perusahaan musim biasanya perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relative pendek.
9)   Credit reting
Penyediaan uang kas tergantung pada credit reting dari perusahaan (kemampuan meminjam uang jangka pendek). Perputaran persediaan dan piutang serta kesempatan mendapatkan potongan harga dalam pembelian.
f.     Sumber Modal Kerja
Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam berbagai bentuk. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang ada.
Namun dalam pemilihan sumber modal harus memperhatikan untung ruginya pemilihan sumber modal tersebut. Pertimbangan ini perlu dilakukan agar tidak menjadi beban perusahaan kedepan atau akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.
Ada dua sumber modal kerja :
1)   Sumber Internal
Modal yang berasal dari sumber internal adalah modal atau dana yang di bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sumber internal atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri didalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).
a)    Laba ditahan
Laba ditahan yaitu  laba bersih yang disimpan untuk diakumulasikan dalam suatu bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga disebut laba yang tidak dibagikan (undistributed profits) atau surplus yang diperoleh (earned surplus).


b)   Depresiasi
Menurut Harahap (dalam Mutmainah:2014), Depresiasi/Penyusutan adalah pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya atau biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat penggunaan aktiva tetap itu dalam proses produksi. Semua aktiva tetap akan disusutkan kecuali tanah, untuk itu perlu diadakan kebijaksanaan untuk mengalokasikan aktiva tetap selama masa manfaat yang diberikan.
Alasan perusahaan menggunakan sumber dana internal, yaitu :
(1)     Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar bunga maupun dana yang dipakai.
(2)     Setiap saat tersedia jika diperlukan.
(3)     Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana perusahaan.
(4)     Biaya pemakain relative murah.
2)   Sumber eksternal
Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan. Yang merupakan sumber ekstern perusahaan adalah supplier, bank dan pasar modal.
a)    Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurng dari 1 tahun), maupun jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun). Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan mentah oleh supplier kepada langganan. Supplier atau manufaktur (pabrik) sering pula menjual mesin atau peralatan lain hasil produksinya kepada suatu perusahaan yang menggunakan mesin atau peralatan tersebut dalam jangka waktu pembayaran 5 – 10 tahun.
b)   Bank
Menurut Kasmir (2014:24), bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan.
c)    Pasar modal
Menurut Sawidji (dalam Mutmainah:2014), Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Yang dimaksudkan dengan modal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan.
Alasan perusahaan menggunakan sumber dana eksternal adalah :
(1)     Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas
(2)     Dapat dicari dari berbagai sumber
(3)     Dapat bersifat fleksibel
Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan menurut Kasmir (2013:219), yaitu :
(1)     Hasil operasi perusahaan maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan.
(2)     Keuntungan penjualan surat berharga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja.besarnya selisih antara harga beli dengan harga jual surat berhrga tersebut. Namun sebaliknya jika dipaksa harus menjual surat berharga dalam kondisi rugi, maka otomatis akan mengurangi modal kerja.
(3)     Penjualan saham artinya perusahan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja. Sekalipun kebiasaan (prioritas) dalam manajemen keuangan hasil penjualan saham lebih ditekankan untuk kebutuhan investasi jangka panjang.
(4)     Penjualan aktiva tetap maksudnya yang di jual disini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat di jadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.
(5)     Penjualan obligasi artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih utamakan kepda investasi perusahaan jangka panjang sama seperti halnya dengan penjualan saham.
(6)     Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka pendek. Khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat dilakukan, hanya saja peruntungan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi. Dalam praktiknya,pinjaman terutama dari dunia perbankan ada yang dikhususkan untuk digunakan sebagai modal kerja, walaupun tidak menambah aktiva lancar.
(7)     Dana hibah ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja, dana hibah biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.
g.    Penggunaan Modal Kerja
Setelah memperoleh modal kerja yang diinginkan, maka tugas manajer keuangan selanjutnya adalah bagaimana menggunakan modal kerja tersebut. Penggunaan dana yang efisien dan efektif juga sangat penting guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dalam praktiknya hubungan antara sumber dan penggunaan modal kerja sangat erat. Artinya penggunaan modal kerja dipilih dari sumber modal kerja tertentu atau sebaliknya. Penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi jumlah modal kerja itu sendiri. Dan seorang manajer dituntut untuk menggunakan modal kerja secara tepat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan.
Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar menurut Jumingan (dalam Mutmainah:2014), yaitu :
1)   Pengeluaran jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek (termasuk utang deviden)
2)   Adanya pemakain prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan dan persekutuan)
3)   Kerugian usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas.
4)   Pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran bunga obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar.
5)   Pembelian tambahaan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan investasi jangka panjang.
6)   Pembayaran utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.
2.    Konsep Laba
a.    Pengertian Laba
Pengertian laba secara umum yaitu selisih dari pendapatan diatas biaya biaya dalam jangka waktu tertentu. Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Yang pertama laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.
Kegiatan perusahaan sudah dapat dipastikan berorientasi pada keuntungan atau laba, menurut Soemarso (2005:230), laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). Laba atau rugi ini belum merupakan laba atau rugi yang sebenarnya. Laba atau rugi yang sebenarnya baru dapat diketahui apabila perusahaan telah menghentikan kegiatannya atau dilikuidasi. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu.
Umumnya perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal untuk mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus.
Dibawah ini pengertian laba menurut para ahli :
1)   Ikatan Akuntansi Indonesia (dalam Mutmainah:2014), laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal,kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.
2)   Stice, Skousen (dalam Mutmainah:2014), laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.
3)   Zaky Baridwan (dalam Mutmainah:2014), kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
b.   Jenis-Jenis Laba
Menurut Suwardjono (dalam Mutmainah:2014), laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, laba terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
1)   Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan
2)   Laba operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.
3)   Laba sebelum pajak atau EBIT (earning before tax) merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.
4)   Laba bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dan perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham.
c.    Unsur-Unsur Laba
Menurut Chairi (dalam Mutmainah:2014), unsur-unsur laba antara lain :
1)   Pendapatan
2)   Beban
3)   Biaya
4)   Untung-rugi
5)   Penghasilan


d.   Pengklasifikasian Laba
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (dalam Mutmainah:2014), laba ialah satu sasaran penting bagi perusahaan yang berorientasi pada profit (keuntungan) akan menghasilkan laba. Oleh karena itu, jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektifitas perusahaan karena laba merupakan keuntungan yang diterima perusahaan, karena perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan pihak lain. Dibawah ini adalah pengklasiffikasian laba, yaitu :
1)        Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan.
2)        Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum
3)        Laba bersih sebelum pajak merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum pajak perseroan.
4)        Laba bersih setelah pajak yaitu laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi laba perseroan.
e.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laba
Pada umumnya, ukuran yang sering kali digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah dengan melihat laba yang diperoleh perusahaan. Di dalam memperoleh laba diharapkan perusahaan perlu melakukan suatu pertimbangan khusus dalam memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut.
Faktor - faktor yang mempengaruhi laba menurut Mulyadi (dalam Mutmainah:2014) yaitu :
1)        Biaya
2)        Harga jual
3)        Volume penjualan dan produksi
f.     Peranan Laba Bagi Perusahaan
Peranan laba dalam perusahaan menurut Nafarin (dalam Mutmainah:2014), yaitu :
1)   Laba adalah efisiensi usaha setiap perusahaan sekaligus merupakan suatu kekuatan pokok agar perusahaan dapat tetap bertahan untuk jangka pendek dan jangka panjang perusahaan
2)   Laba adalah balas jasa atas dana yang ditanam perusahaan
3)   Laba merupakan salah satu sumber dana usaha perusahaan
4)   Laba merupakan sumber dana jaminan surat para karyawan
5)   Laba merupakan daya tarik bagi pihak ketiga yang ingin menanamkan dananya.

3.    Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Setelah Pajak
Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbgai faktor yang mempengaruhinya. Besar kebutuhan modal kerja untuk suatu periode perlu dihitung oleh manajer keuangan. Tujuannya agar jangan sampai terjadi kekurangan atau kelebihan modal kerja yang tidak perlu.
Perusahaan dalam kekurangan modal kerja dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan, akibat tidak dapat memenuhi likuiditas dan target laba yang diinginkan. Kecukupan modal kerja juga merupakan salah satu ukuran kinerja manajemen.
Salah satu sasaran penting bagi perusahaan yang berorientasi pada profit (keuntungan) akan menghasilkan laba. Oleh kare itu, jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektifitas perusahaan karena laba merupakan keuntungan yang diterima perusahaan, karena perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan pihak lain. Dan dengan pencapaian laba bersih, perusahaan bias menargetkan penjualan pada setiap periodenya.
Maka dari itu setiap perusahaan seharusnya memprediksi modal kerja bersih yang akan ditargetkan pada setiap periodenya dengan penuh pertimbangan sehingga pencapaian laba bersih perusahaan menjadi maksimal. Dengan pencapaian laba bersih yang maksimum akan dapat meleluasakan perusahaan dalam menargetkan penjualan pada periode berikutnya serta di dalam dunia bisnis perusahaan dapat bersaing dengan para competitor yang lainnya. Dengan begitu perusahaan akan dapat aksis didalam dunia perdagangan.

    J.        Tim Peneliti
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada nama-nama dibawah ini yang membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan proposal skripsi ini, antara lain :
1.        Dr. H. Darsono selaku ketua Yayasan Sasmita Jaya.
2.        Dr. H. Dayat Hidayat, MM selaku Rektor Universitas Pamulang.
3.        Angga Hidayat selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian.
4.        Orang tua penulis yang memberikan serta bantuan moril maupun materiil.
5.        Maya Ariyanto yang telah memberikan format penyusunan proposal penelitian fakultas ekonomi.

    K.      Jadwal Kegiatan
No
Rencana Kegiatan
Bulan (2015-2016)
Des
Jan
Feb
Mar
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
4
5
1
Pengumpulan Referensi
















2
Pengajuan Judul
















3
Pembuatan Proposal
















4
Pengajuan Proposal
















5
Perbaikan Proposal
















6
Pengajuan Ulang Proposal
















7
Seminar Proposal
















8
Pengumpulan data penelitian
















9
Penulisan Laporan
















10
Ujian Skripsi

















   L.     Anggaran
Dibawah ini merupakan estimasi biaya yang dikeluarkan untuk pengajuan proposal yang penulis ajukan sampai ke pelantikan wisuda :

1.        Biaya Transportasi           = Rp. 250.000,-
2.        Biaya Cetak (print)          = Rp. 150.000,-
3.        Biaya Jilid Proposal         = Rp.   10.000,-
4.        Biaya Jilid Skripsi            = Rp.   20.000,-
5.        Biaya Konsumsi               = Rp. 100.000,-
6.        Biaya Internet                  = Rp. 100.000,-
7.        Biaya Pembelian Buku     = Rp. 500.000,-
8.        Biaya Dosen Penguji        = Rp. 300.000,-
9.        Biaya Wisuda                   = Rp. 1.300.000,- +
Total Biaya                          Rp. 2.730.000,-

   M.   Pedoman Peliputan Data
Penelitian pada PT. Mayora Indah Tbk adalah dengan mengambil data pada situs PT. Mayora Indah Tbk pada tanggal 26 Desember 2015. Waktu ini digunakan untuk mengunduh data laporan keuangan tahun 2013 dan 2014.

   N.    Metodologi Penelitian
1.    Ruang Lingkup Penelitian
a.    Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dipilih penulis adalah PT. Mayora Indah Tbk dan untuk memperoleh data keuangan serta informasi dalam penulisan proposal ini, penulis mengunduh informasi laporan keuangan di situs PT. Mayora Indah Tbk.
b.    Sifat Penelitian
Dalam penyusunan proposal ini, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2012:8). Sedangkan metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012:8).
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode penelitian deskriptif kuantitatif cocok untuk dipergunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari penelitian yaitu untuk memperoleh data tentang laporan keuangan yang bersifat angka-angka.

2.    Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, metode yang di gunakan adalah :
a.    Sumber Data
1)        Data Primer
Data primer adalah data ang didapat dari obyek langsung, data yang di keluarkan secara resmi maupun hasil wawancara langsung.
2)        Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang yang didapat dari studi pustaka dan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi.
b.    Teknik Pengumpulan Data
1)        Studi Pustaka (library Research)
Data yang diperoleh dengan mempelajari, meneliti dan mengkaji penelitian kepustakaan ini dan dilakukan dengan menggunakan literature (kepustakaan), buku, artikel, dan hal lainnya yang berhubungan dengan aspek yang diteliti untuk memperoleh data yang akurat.


O. DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE., Edisi Kedelapan.
Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal. Jakarta : Edisi Pertama.
Irawati, Susan. (2006). Manajemen Keuangan. Bandung : Pustaka.
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers., Edisi 1, Cetakan ke-6.
Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT RajaGrafindo., Edisi Revisi 2014.
Mayoraindah.co.id/
Mutmainah, Ina. (2014). Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Laba Setelah Pajak Pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Skripsi Manajemen 2014). Universitas Pamulang. Skripsi yang tidak diterbitkan.
Nugroho, Bhuono Agung. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta : Andi.
Purwanto, Erwan Agus & Dyah Ratih Sulistyastuti. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
Riyanto, Bambang. (2007). Dasar – dasar pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.
Riyanto, Bambang. (1998). Dasar – dasar pembelanjaan Perusahaan. Jakarta : BPFE., Jilid Pertama Edisi 5.
Soemarso. (2005). Akuntansi Sebagai Pengantar. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung :
CV. Alfabeta.
Stice., & Skousen. (2009). Akuntansi Intermediate.Jakarta : Salemba Empat., Edisi Keenam Belas.
Umar, Husein. (2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.
Wasis. (1991). Manajemen Perusahaan Keuangan. Semarang : Satya Wacana.



0 komentar

Posting Komentar