PENGARUH MODAL KERJA BERSIH TERHADAP LABA SETELAH PAJAK PADA PT. MAYORA
INDAH Tbk.
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitan
Dosen
Pengampu : Angga Hidayat
NIDN : 0426108802
Disusun oleh :
1. Anugrah Pujianto (2013122432)
2. Bimo Ragil Anggoro (2013121032)
3. Endra Dwiantoro (2013121319)
4. Efa Fauziah (2013122851)
5. Fifit Safitri (2013121480)
6. Nihaini (2013121416)
7. Rheina Mayliana (2013121610)
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
PAMULANG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyusun serta menyelesaikan makalah Metodologi
Penelitian yang berjudul “PENGARUH MODAL KERJA BERSIH TERHADAP LABA SETELAH PAJAK
PADA PT. MAYORA INDAH Tbk.”.
Dalam
menyusun proposal skripsi
ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, arahan, bantuan, dan
dorongan yang sangat berharga dan bermanfaat. Pada kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat
:
1.
Dr. H. Darsono selaku ketua
Yayasan Sasmita Jaya.
2.
Dr. H. Dayat Hidayat,
MM selaku Rektor Universitas Pamulang.
3.
Angga Hidayat selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian.
4.
Orang tua penulis yang
memberikan serta bantuan moril maupun materiil.
5. Semua pihak yang
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung menyelesaikan
makalah ini.
Penulis
berharap proposal skripsi
ini dapat bermaanfaat dan menambah wawasan pembaca. Penulis menyimpulkan bahwa proposal skripsi ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran serta kritik
yang membangun untuk menyempurnakan proposal
ini. Atas perhatian penulis ucapkan terima kasih.
Tangerang Selatan, 23 Desember 2015
Penulis
A. Latar
Belakang Penelitian
Kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas yang
diikuti dengan kecanggihan teknologi, sehingga perkembangan dunia usaha semakin
meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan timbul persaingan
competitive. Perusahaan yang kuat akan bertahan sebaliknya perusahaan yang
tidak mampu bersaing kemungkinan akan mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu
untuk menghadapi perubahan yang terjadi, perusahaan tentu saja perlu
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang diantaranya meliputi fungsi perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian secara baik sehingga sasaran utama perusahaan
dapat tercapai.
Dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari
setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja merupakan salah
satu faktor produksi yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan, karena dengan modal kerja segala kebutuhan untuk proses produksi
dapat terpenuhi. Menurut Kasmir (2010), Modal Kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat berharga, piutang,
sediaan dan aktiva
lancar lainnya.
Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam
bidang keuangan karena dalam pengelolaan modal kerja berkaitan dengan
pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar serta
bagaimana membiayai aktiva. Besar kecilnya modal kerja perusahaan tergantung
dari jenis perusahaan. Penentuan jumlah modal kerja sangatlah penting bagi
setiap perusahaan, karena jika kekurangan modal kerja maka perusahaan akan
mengalami masalah likuiditas yaitu tidak bisa membayar kewajiban jangka pendek
tepat pada waktunya, dan akan mengalami kesulitan dalam membeli bahan baku,
membayar gaji para karyawan, serta biaya-biaya lainnya yang akan mengakibatkan
tidak maksimumnya kegiatan opersional perusahaan.
Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal
kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikiuid sehingga menimbulkan dana yang menganggur yang akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan membuang kesempatan memperoleh laba.
Oleh karena itu dalam pengelolaannya, khususnya aktiva lancar yang terdapat
dalam manajemen modal kerja adalah cara yang tepat untuk digunakan dalam
meningkatkan penjulan agar perolehan laba perusahaan dapat meningkat.
Uang atau dana yang dikeluarkan oleh perusahaan itu
diharapkan dapat masuk kembali dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produk maupun untuk
jangka panjang melalui investasinya. Uang masuk yang berasal dari penjulan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi
untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya.
Dengan
demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya
selama perusahaan itu berdiri. Untuk mengetahui berapa jumlah modal kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan, manajer melakukan analisis terhadap modal
kerjanya yang didasarakan kepada
informasi atau laporan keuangan perusahaan, kemudian dikaitkan dengan laba yang
diperoleh perusahaan.
PT.
MAYORA INDAH Tbk., didirikan 17 februari 1977 dan mulai beroperasi secara
komersial pada bulan mei 1978. Ruang lingkup kegiatan PT. MAYORA INDAH Tbk.
adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta
agen/perwakilan. Saat ini, PT. MAYORA INDAH Tbk. menjalankan bidang usaha
industri biskuit (Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O’Lai, Sari Gandum, Sari
Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress). kembang gula (kopiko, kiss, tamarin dan juizy
milk). Wafer (Beng-beng, Astor, Roma). Coklat (Choki-Choki). Kopi (Torabika dan
Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen) serta menjual produknya dipasar lokal
dan luar negeri. Perkembangan perusahaan juga ditorehkan dengan merubah status
perusahaan menjadi perusahaan terbuka seiring dengan pencatatan saham
perusahaan untuk pertama kali di Bursa Efek Jakarta sejak 4 juli 1990.
Pada
tahun-tahun berikutnya perusahaan melakukan ekspansi cepat untuk menjadi sebuah
perusahaan yang berbasis ASEAN. Salah satu usahanya yakni mendirikan fasilitas
produksi dan beberapa kantor pemasaran yang terletak dibeberapa negara di Asia
Tenggara.
Dalam
kaitannya dengan profitabilitas, untuk menilai keberhasilan perusahaan didalam
kemampuannya untuk meraih laba pada tahun
berjalan maupun pada tahu sebelumnya. Perusahaan menghendaki agar
seluruh dana dioperasikan sehingga tidak ada dana yang menganggur yang akan
merugikan perusahaan karena adanya biaya dana.
Maka dari itu, para investor biasanya sangat
memperhatikan kemampuan perusahaan memperoleh laba atas penggunaan modalnya.
Persentase laba atas penggunaan modal yang semakin meningkat memperlihatkan perusahaan
semakin baik. Maka dari itu, pengelolaan modal kerja dalam perusahaan sangat memerlukan
perhatian khusus. Perusahaan juga berkepentingan untuk menjaga profitabilitas
dengan baik agar kondisi krisis yang dialami Indonesia tidak berimbas pada perusahaan
sehingga akan mampu memperoleh laba yang maksimal didalam menjalankan usahanya.
Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan
seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya
yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya biaya
kesempatan).
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yaitu memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Oleh
karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk
memenuhi target yang telah ditetapkan perusahaan. Artinya besarnya keuntungan
haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dan menulis skripsi dengan judul “PENGARUH
MODAL KERJA BERSIH TERHADAP LABA SETELAH PAJAK PADA PT. MAYORA INDAH Tbk.”.
B. Identifikasi
Masalah
Dalam kegiatan penelitian diperlukannya identifikasi
berbagai masalah yang terjadi pada objek yang diteliti. Untuk memudahkan dalam
merumuskan masalah penelitian yang diharapkan maka identifikasi harus dilakukan
secara cermat dan akurat.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yaitu :
1.
Penggunaan
modal kerja belum efisien karena adanya modal kerja menganggur yang tidak produktif
2.
Laba
bersih setelah pajak belum optimal atau masih mengalami kenaikan dan penurunan
3.
Pengaruh
modal kerja bersih terhadap laba bersih setelah pajak
4.
Hutang
lancar lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar disebabkan karena modal
kerja bersih mengalami penurunan
5.
Laba
perusahaan yang menurun menyebabkan kinerja perusahaan menjadi kurang baik
6.
Laba
perusahaan tidak sesuai dengan yang ditargetkan oleh perusahaan
C. Pembatasan
Masalah
Dalam penulisan ini, terdapat batasan-batasan yang
ditentukan agar pembahasan penelitian ini lebih terfokus dan tidak mencakup hal
yang lebih luas. Maka penulis membatasi masalah yang akan dikaji dengan
masing-masing variable sebagai
berikut :
1.
Modal
merupakan suatu yang baik dalam bentuk uang atau bentuk lainnya yang di gunakan
dalam proses usaha untuk mencapai dan menghasilkan tujuan perusahaan yaitu
mendapatkan keuntungan.
2.
Modal kerja bersih atau
net working capital yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar,
atau merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan.
3.
Laba merupakan pendapatan dikurangi dengan beban.
4.
Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
5.
Laba
Bersih Sesudah Pajak (Laba Bersih), yaitu laba sebelum pajak yang dikurangi
dengan pajak penghasilan.
6.
Laporan
keuangan yang digunakan sebagai data adalah neraca dan laporan laba rugi PT. MAYORA INDAH Tbk. periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2014.
D. Perumusan
Masalah
Bedasarkan latar
belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang telah
diurai diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Apakah modal
kerja bersih berpengaruh terhadap laba setelah pajak
pada PT. MAYORA
INDAH Tbk.?
2.
Apakah ada perkembangan modal kerja bersih pada PT. MAYORA INDAH Tbk. ?
3.
Apakah ada perkembangan laba setelah pajak pada PT. MAYORA INDAH Tbk. ?
E. Tujuan
dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Dengan
dilakukannya penelitian mengenai Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Laba
Setelah Pajak pada PT. MAYORA INDAH Tbk. ini
diharapkan mencapai tujuan penelitian yaitu :
a. Untuk
mengetahui pengaruh modal kerja bersih terhadap laba setelah pajak pada PT.
MAYORA INDAH Tbk.
b.
Untuk mengetahui perkembangan modal kerja bersih pada PT. MAYORA INDAH Tbk.
c.
Untuk
mengetahui perkembangan laba setelah pajak pada PT. MAYORA INDAH Tbk.
2.
Manfaat
Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat yaitu :
a.
Manfaat
Teoritis
1)
Bagi
Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan secara lebih mendalam di bidang manajemen keuangan khususnya
mengenai investasi dalam modal kerja dan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi
fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.
2)
Perguruan
Tinggi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi perpustakaan serta dijadikan sebagai bahan pembanding
penelitian bagi peneliti yang memilki objek penelitian yang sama.
b.
Manfaat
Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan atau kontibusi pemikiran terhadap informasi-informasi
mengenai perubahan modal kerja dan pengaruhnya terhadap laba bersih perusahaan.
F. Kerangka Pemikiran
Seorang
peneliti harus menguasai teori-teori sebagai dasar bagi argumentasi dalam
menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala menjadi obyek
permasalahan.
Tingkat
laba dan keuntungan dalam perusahaan dapat dilakukan degan berbagai pendekatan
atau metode yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu pendekatan
untuk menilai kinerja perusahaan yaitu dari segi keuangan yang dapat dilakukan
memalui analisa laporan keuangan tahunan, yaitu laporan laba/rugi dan neraca.
Pada umumnya teknik yang digunakan oleh sebuah perusahaan adalah dengan
pengelolaan modal kerja pada perusahaan.
Modal
kerja yang bersih diperoleh dari aktiva lancar dan hutang lancar sehingga dapat
menentukan laba perusahaan yang stabil, jadi untuk mengetahui posisi keuangan
suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut
perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Dengan
menganalisa laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan
laba/rugi maka dapat diketahui atau
diperoleh gambaran tentang hasil atau
perkembangan usaha perusahaan, dan analisis ini terdiri dari aktiva lancar
dikurangi hutang lancar sehingga didapat modal kerja bersih untuk menentukan
laba perusahaan yang diperoleh dari penjualan dikurangi biaya-biaya. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel yang tidak dapat
dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel bebas dan variabel yang dapat dipengaruhi oleh
variabel lain atau variabel terikat. Variabel
bebas (X) modal kerja bersih dan variabel terikat (Y) laba setelah pajak. Maka kerangka berfikir dalam penelitian ini akan
dijabarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
|
|||
G. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh dari pengumpulan data.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah :
Ho : Tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja bersih dengan laba setelah
pajak
Ha : Terdapat
pengaruh yang signifikan antara modal kerja bersih dengan laba setelah pajak
H. Sistematika
Penulisan
Dalam pembahasan
skripsi ini, penulis membaginya dalam lima bab, yang secara garis besar dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1.
Sampul Muka
2.
Halaman Pengesahan
3.
Halaman Pernyataan
4.
Halaman Abstrak (bahasa indonesia)
5.
Halaman Abstrac (bahasa inggris)
6.
Kata Pengantar
7.
Daftar Isi
8.
Daftar Tabel
9.
Daftar Gambar
10.
Daftar Lampiran
11.
Bagian Utama
Bab I : Pendahuluan
a.
Latar Belakang Masalah
b.
Identifikasi Masalah
c.
Pembatasan Masalah
d.
Perumusan Masalah
e.
Tujuan dan Manfaat
f.
Kerangka Pemikiran
g.
Hipotesis
h.
Sistematika Penulisan
i.
Teori/Tinjauan Pustaka/ Kerangka
Pemikiran
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab III : Metodologi Penelitian
a.
Jenis Penelitian
b.
Model Penelitian
c.
Populasi dan Sampel (bila ada)
d.
Teknik Pengumpulan Data
e.
Pengolahan dan Analisis Data
f.
Oprasionalisasi Variabel
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Bab V : Kesimpulan dan Saran
I. Pendekatan Data dan Keilmuan
1. Modal
Kerja
a. Konsep
Modal Kerja
Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau
aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Konsep modal kerja menggambarkan dana
yang ditanamkan pada pos-pos tertentu (dalam aktiva lancar) yang diputarkan
terus menerus agar operasi pokok perusahaan dapat terus berjalan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan manajemen perusahaan.
Adapun konsep kerja menurut Martono dan Harjito
(2010:72), adalah :
1)
Konsep
kuantitatif
Modal
kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang
disebut juga modal kerja kotor (gross
working capital). Umumnya elemen-elemen dari modal kerja kuantitatif
meliputi kas, surat-surat berharga (sekuritas), piutang dan persedian.
2)
Konsep
kualitatif
Modal
kerja menurut konsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang
lancar yang juga disebut modal kerja netto (net
working capital).
Keuntungan
konsep ini yaitu terlihatnya tingkat likuiditas
perusahaan aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukan
kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan, sehingga kelangsungan opersi
perusahan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.
3)
Konsep
fungsional
Konsep
modal kerja fungsional merupakan konsep mengenai modal yang digunakan untuk
menghasilkan current income.
Dalam
konsep ini sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk
meningkatkan laba perusahaan. Maka bayak dana yang digunakan sebagai modal
kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba, demikian pula sebaliknya
jika dana yang digunakan sedikit maka laba pun akan menurun. Akan tetapi dalam
kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.
Dari konsep diatas modal kerja dibagi kedalam dua
jenis yaitu :
a)
Modal
kerja kotor (gross working capital)
adalah semua komponen yang ada diaktiva lancar secara keseluruhan dan sering
disebut modal kerja. Artinya mulai dari kas, bank, surat berharga, piutang,
sediaan, dan aktiva lancar lainnya, nilai total dari komponen aktiva lancar
tersebut menjadi jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.
b)
Modal
kerja bersih (net working capital)
adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini
merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dai utang jangka panjang dan modal
sendiri. Definisi ini bersifat kulitatif karena menunjukan kemungkinan
tersediannya aktiva lancar yang lebih besar dari pada utang jangka pendek dan
menunjukan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin
kelangsungan usaha dimasa mendatang.
b. Pengertian
Modal Kerja
Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke
hari, misalnya untuk memberi uang muka pada pembeli bahan baku atau barang
dagangan, membayar upah buruh dan gaji pegawai, dan biaya-biaya lainnya.
Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi perusahaan
tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka
waktu pendek melalui hasil penjualan barang dagangan atau hasil produksinya.
Uang yang masuk yang bersumber dari hasil penjulalan barang tersebut akan dikeluarkaan
kembali guna membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian, uang atau dana
tersebut akan berputar terus-menerus setiap periodenya sepanjang hidupnya
perusahaan.
Modal kerja memiliki beragam pengertian yang
berbeda. Riyanto (2007:20), menyatakan bahwa
“pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar”
pengertian tersebut sama dengan pengertian modal kerja yang dinyatakan oleh
Irawati (2006:89), bahwa “modal kerja merupakan investasi
perusahaan dalam bentuk aktiva lancar atau current
assets.” Kasmir (2008:250), mendeskripsikan modal
kerja sebagai berikut: Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi
perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam
aktiva lancar/aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga,
piutang, persediaan, dan aktiva lancar lannya.
Menurut Jumingan (2011:66), pengertian tentang modal kerja ada dua, yaitu:
1)
Modal
kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan
ini disebut modal kerja bersih (net
working capital). Kelebihan in merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal
dari utang jangka panjang dan modal sendiri.
2)
Modal
kerja adalah jumlah dari aktiva lancar.
Jumlah ini merupakan modal kerja
bruto (gross working capital).
Disamping dua definisi diatas, menurut
konsep fungsional Jumingan (2011:67),
modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama di dirikannya
perusahaan tersebut.
c. Jenis-Jenis
Modal Kerja
Menurut Fahmi (2014:100), menggolongkan modal kerja menjadi 2 jenis, yaitu :
1)
Modal
kerja permanen merupakan modal yang harus selalu tersedia di perusahaan karena secara sistematis
untuk mendukung keberlangsungan aktivitas perusahaan. Dalam arti aktiva
tersebut tidak masuk maka memungkinkan aktivitas perusahaan akan ikut terhenti
operasinya. Modal kerja
permanen dikelompokan menjadi 2, yaitu :
a)
Modal
kerja primer yaitu modal kerja minimum.
b)
Modal
kerja normal, modal kerja untuk menyelenggarakan luas produksi normal dan fleksibel.
2)
Modal
kerja variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan. Modal kerja variable dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu :
a)
Modal
kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi
musim.
b)
Modal
kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi
konjungtur.
c)
Modal
kerja darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
d. Kebijakan
Modal Kerja
Menurut Martono dan Harjito (dalam Mutmainah:2014),
setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam mencapai tujuannya.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, kebijakan dalam pengelolaan modal kerja juga
berbeda. 3 type kebijakan modal kerja yang kemungkinan digunakan oleh
perusahaan, yaitu :
1)
Kebijakan
konservatif merupakan menejemen modal kerja yang dilakukan secara hati-hati.
Pada kebijakan konservatif ini modal modal kerja permanen dan sebagian modal
kerja variable di belanjai dengan sumber dana jangka panjang. Sedangkan
sebagian modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka
pendek.
2)
Kebijakan
agresif ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka
panjang. Sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal kerja variabel dibelanjai
dengan sumber dana jangka pendek.
3)
Kebijakan
moderat ialah aktiva yang bersifat tetap yaitu aktifa tetap dan modal kerja
permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan modal kerja
variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan moderat ini
memisahkan kebijakan manajemen yang konservatif sekaligus agresif. Kebijakan
ini memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang sifatnya tetap
dibelanjai dengan sumber modal yang permanen atau sumber dana yang berjangka
panjang.
e. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang diperlukan
oleh suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu di analisis, hal ini
dikemukakan oleh Jumingan (dalam Mutmainah:2014), yaitu :
1)
Sifat
umum atau tipe perusahaan
Modal
kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public
utility) relative rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang
pencairannya menjadikan relative cepat.
2)
Waktu
yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi
per unit atau harga beli per unit barang itu.
3)
Syarat
pembelian dan penjualan
Syarat
kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar
kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan
memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan,
sebaliknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka
kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar.
4)
Tingkat
perputaran persediaan
Semakin
sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal
kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.
5)
Tingkat
perputaran piutang
Untuk
mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang
efektif dan kebijaksaan yang tepat sehubungan dengan perluasan kredit, syarat
kredit penjualan, maksimum kredit bagi langganan serta penagihan piutang.
6)
Pengaruh
konjungtur (business cycle)
Pada
periode makmur (prosperity) aktivitas
perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang lebih banyak
memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar
tingkat persediaan.
7)
Derajat
fisika kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek serta menurunnya
niali rill disbanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan
barang dan piutang akan menurunkan modal kerja.
8)
Perusahaan
musim biasanya perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah
maksimum modal kerja untuk periode yang relative pendek.
9)
Credit
reting
Penyediaan
uang kas tergantung pada credit reting dari perusahaan (kemampuan meminjam uang
jangka pendek). Perputaran persediaan dan piutang serta kesempatan mendapatkan
potongan harga dalam pembelian.
f. Sumber
Modal Kerja
Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan
perusahaan dalam berbagai bentuk. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan
sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang ada.
Namun dalam pemilihan sumber modal harus
memperhatikan untung ruginya pemilihan sumber modal tersebut. Pertimbangan ini
perlu dilakukan agar tidak menjadi beban perusahaan kedepan atau akan
menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.
Ada dua sumber modal kerja :
1)
Sumber
Internal
Modal
yang berasal dari sumber internal adalah modal atau dana
yang di bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sumber internal atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan
sendiri didalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).
a)
Laba
ditahan
Laba
ditahan yaitu
laba bersih yang disimpan untuk diakumulasikan
dalam suatu bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga disebut laba yang tidak
dibagikan (undistributed profits)
atau surplus yang diperoleh (earned
surplus).
b)
Depresiasi
Menurut
Harahap (dalam
Mutmainah:2014),
Depresiasi/Penyusutan adalah pengalokasian harga
pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya atau biaya yang dibebankan
terhadap produksi akibat penggunaan aktiva tetap itu dalam proses produksi.
Semua aktiva tetap akan disusutkan kecuali tanah, untuk itu perlu diadakan
kebijaksanaan untuk mengalokasikan aktiva tetap selama masa manfaat yang
diberikan.
Alasan
perusahaan menggunakan sumber dana internal, yaitu :
(1)
Dengan
dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk
membayar bunga maupun dana yang dipakai.
(2)
Setiap
saat tersedia jika diperlukan.
(3)
Dana
yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana perusahaan.
(4)
Biaya
pemakain relative murah.
2)
Sumber
eksternal
Modal
yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar
perusahaan. Yang merupakan sumber ekstern perusahaan adalah supplier, bank dan
pasar modal.
a)
Supplier
Supplier
memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara
kredit, baik untuk jangka pendek (kurng dari 1 tahun), maupun jangka menengah
(lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun).
Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu
tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan
mentah oleh supplier kepada langganan. Supplier atau manufaktur (pabrik) sering
pula menjual mesin atau peralatan lain hasil produksinya kepada suatu
perusahaan yang menggunakan mesin atau peralatan tersebut dalam jangka waktu
pembayaran 5 – 10 tahun.
b)
Bank
Menurut
Kasmir (2014:24), bank merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam
bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah
keuangan.
c)
Pasar
modal
Menurut Sawidji (dalam Mutmainah:2014), Pasar modal dapat dikatakan pasar
abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu
dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Yang dimaksudkan dengan modal adalah perorangan atau
lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaaan
yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar
modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang
mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan.
Alasan
perusahaan menggunakan sumber dana eksternal adalah :
(1)
Jumlah
dana yang digunakan tidak terbatas
(2)
Dapat
dicari dari berbagai sumber
(3)
Dapat
bersifat fleksibel
Sumber
dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan
kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan
menurut Kasmir (2013:219), yaitu :
(1)
Hasil
operasi perusahaan maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada
periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan
penyusutan.
(2)
Keuntungan
penjualan surat berharga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja.besarnya
selisih antara harga beli dengan harga jual surat berhrga tersebut. Namun
sebaliknya jika dipaksa harus menjual surat berharga dalam kondisi rugi, maka
otomatis akan mengurangi modal kerja.
(3)
Penjualan
saham artinya perusahan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual
kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal
kerja. Sekalipun kebiasaan (prioritas) dalam manajemen keuangan hasil penjualan
saham lebih ditekankan untuk kebutuhan investasi jangka panjang.
(4)
Penjualan
aktiva tetap maksudnya yang di jual disini adalah aktiva tetap yang kurang
produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat di jadikan uang kas
atau piutang sebesar harga jual.
(5)
Penjualan
obligasi artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada
pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun
hasil penjualan obligasi lebih utamakan kepda investasi perusahaan jangka
panjang sama seperti halnya dengan penjualan saham.
(6)
Memperoleh
pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain),
terutama pinjaman jangka pendek. Khusus untuk pinjaman jangka panjang juga
dapat dilakukan, hanya saja peruntungan pinjaman jangka panjang biasanya
digunakan untuk kepentingan investasi. Dalam praktiknya,pinjaman terutama dari
dunia perbankan ada yang dikhususkan untuk digunakan sebagai modal kerja, walaupun tidak menambah aktiva lancar.
(7)
Dana
hibah ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja, dana hibah biasanya tidak
dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban
pengembalian.
g. Penggunaan
Modal Kerja
Setelah memperoleh modal kerja yang diinginkan, maka
tugas manajer keuangan selanjutnya adalah bagaimana menggunakan modal kerja
tersebut. Penggunaan dana yang efisien dan efektif juga sangat penting guna
mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dalam praktiknya hubungan antara sumber
dan penggunaan modal kerja sangat erat. Artinya penggunaan modal kerja dipilih
dari sumber modal kerja tertentu atau sebaliknya. Penggunaan modal kerja akan
dapat mempengaruhi jumlah modal kerja itu sendiri. Dan seorang manajer dituntut
untuk menggunakan modal kerja secara tepat sesuai dengan sasaran yang ingin
dicapai perusahaan.
Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan
berkurangnya aktiva lancar menurut Jumingan (dalam Mutmainah:2014), yaitu :
1)
Pengeluaran
jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek (termasuk utang deviden)
2)
Adanya
pemakain prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan dan
persekutuan)
3)
Kerugian
usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas.
4)
Pembentukan
dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran bunga
obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar.
5)
Pembelian
tambahaan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan investasi jangka panjang.
6)
Pembayaran
utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.
2. Konsep
Laba
a. Pengertian
Laba
Pengertian laba secara umum yaitu selisih dari pendapatan diatas biaya biaya dalam
jangka waktu tertentu. Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua
cara. Yang pertama laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai
peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman modalnya, setelah
dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut
(termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.
Kegiatan perusahaan sudah dapat dipastikan
berorientasi pada keuntungan atau laba, menurut Soemarso (2005:230), laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan
kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari
pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan
secara periodik (berkala). Laba atau rugi ini belum merupakan laba atau rugi
yang sebenarnya. Laba atau rugi yang sebenarnya baru dapat diketahui apabila
perusahaan telah menghentikan kegiatannya atau dilikuidasi. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan laba sejauh mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan
penjualan sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan
untuk proses penjualan selama periode tertentu.
Umumnya perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan
tertentu yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal
untuk mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam
setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang
berlangsung secara terus-menerus.
Dibawah ini pengertian laba menurut para ahli :
1)
Ikatan
Akuntansi Indonesia (dalam Mutmainah:2014), laba merupakan jumlah residual yang tertinggal
setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal,kalau ada)
dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah
residualnya merupakan kerugian bersih.
2)
Stice,
Skousen (dalam
Mutmainah:2014), laba adalah pengambilan atas investasi kepada
pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada
investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.
3)
Zaky
Baridwan (dalam
Mutmainah:2014), kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari
transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari badan usaha dan
dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama
satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
b. Jenis-Jenis
Laba
Menurut Suwardjono (dalam Mutmainah:2014), laba adalah salah satu
hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, laba terdiri atas beberapa
jenis, yaitu :
1)
Laba
kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan
2)
Laba
operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana
perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam perekonomiannya, dapat
diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan
perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik
modal.
3)
Laba
sebelum pajak atau EBIT (earning before
tax) merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa.
Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang
terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai
perusahaan.
4)
Laba
bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam
perkiraan laba ditahan. Dan perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah
tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham.
c. Unsur-Unsur
Laba
Menurut Chairi (dalam Mutmainah:2014), unsur-unsur laba
antara lain :
1)
Pendapatan
2)
Beban
3)
Biaya
4)
Untung-rugi
5)
Penghasilan
d. Pengklasifikasian
Laba
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (dalam Mutmainah:2014), laba ialah satu sasaran penting bagi
perusahaan yang berorientasi pada profit (keuntungan) akan menghasilkan laba.
Oleh karena itu, jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu
alat ukur efektifitas perusahaan karena laba merupakan keuntungan yang diterima
perusahaan, karena perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan
pihak lain. Dibawah ini adalah pengklasiffikasian laba, yaitu :
1)
Laba
kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok
penjualan.
2)
Laba
bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya
penjualan, biaya administrasi dan umum
3)
Laba
bersih sebelum pajak merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum
pajak perseroan.
4)
Laba
bersih setelah pajak yaitu laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi
dan dikurangi laba perseroan.
e. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Laba
Pada umumnya, ukuran yang sering kali digunakan
untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah dengan
melihat laba yang diperoleh perusahaan. Di dalam memperoleh laba diharapkan
perusahaan perlu melakukan suatu pertimbangan khusus dalam memperhitungkan
faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut.
Faktor - faktor yang mempengaruhi laba menurut
Mulyadi (dalam
Mutmainah:2014) yaitu :
1)
Biaya
2)
Harga
jual
3)
Volume
penjualan dan produksi
f. Peranan
Laba Bagi Perusahaan
Peranan laba dalam perusahaan menurut Nafarin (dalam Mutmainah:2014),
yaitu :
1)
Laba
adalah efisiensi usaha setiap perusahaan sekaligus merupakan suatu kekuatan
pokok agar perusahaan dapat tetap bertahan untuk jangka pendek dan jangka
panjang perusahaan
2)
Laba
adalah balas jasa atas dana yang ditanam perusahaan
3)
Laba
merupakan salah satu sumber dana usaha perusahaan
4)
Laba
merupakan sumber dana jaminan surat para karyawan
5)
Laba
merupakan daya tarik bagi pihak ketiga yang ingin menanamkan dananya.
3. Pengaruh
Modal Kerja Terhadap Laba Setelah Pajak
Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang
digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang
memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus
segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun terkadang untuk
memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu
tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat
tergantung kepada berbgai faktor yang mempengaruhinya. Besar kebutuhan modal
kerja untuk suatu periode perlu dihitung oleh manajer keuangan. Tujuannya agar
jangan sampai terjadi kekurangan atau kelebihan modal kerja yang tidak perlu.
Perusahaan dalam kekurangan modal kerja dapat
membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan, akibat tidak
dapat memenuhi likuiditas dan target laba yang diinginkan. Kecukupan modal
kerja juga merupakan salah satu ukuran kinerja manajemen.
Salah satu sasaran penting bagi perusahaan yang
berorientasi pada profit (keuntungan) akan menghasilkan laba. Oleh kare itu,
jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur
efektifitas perusahaan karena laba merupakan keuntungan yang diterima
perusahaan, karena perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan
pihak lain. Dan dengan pencapaian laba bersih, perusahaan bias menargetkan
penjualan pada setiap periodenya.
Maka dari itu
setiap perusahaan seharusnya memprediksi modal kerja bersih yang akan
ditargetkan pada setiap periodenya dengan penuh pertimbangan sehingga
pencapaian laba bersih perusahaan menjadi maksimal. Dengan pencapaian laba
bersih yang maksimum akan dapat meleluasakan perusahaan dalam menargetkan
penjualan pada periode berikutnya serta di dalam dunia bisnis perusahaan dapat
bersaing dengan para competitor yang lainnya. Dengan begitu perusahaan akan
dapat aksis didalam dunia perdagangan.
J.
Tim Peneliti
Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada nama-nama dibawah ini yang membantu penulis
dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan proposal skripsi ini, antara lain
:
1.
Dr. H. Darsono selaku ketua
Yayasan Sasmita Jaya.
2.
Dr. H. Dayat Hidayat,
MM selaku Rektor Universitas Pamulang.
3.
Angga Hidayat selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian.
4.
Orang tua penulis yang
memberikan serta bantuan moril maupun materiil.
5.
Maya Ariyanto yang
telah memberikan format penyusunan proposal penelitian fakultas ekonomi.
K.
Jadwal Kegiatan
No
|
Rencana Kegiatan
|
Bulan (2015-2016)
|
|||||||||||||||
Des
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
||||||||||||||
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Pengumpulan
Referensi
|
||||||||||||||||
2
|
Pengajuan
Judul
|
||||||||||||||||
3
|
Pembuatan
Proposal
|
||||||||||||||||
4
|
Pengajuan
Proposal
|
||||||||||||||||
5
|
Perbaikan
Proposal
|
||||||||||||||||
6
|
Pengajuan
Ulang Proposal
|
||||||||||||||||
7
|
Seminar
Proposal
|
||||||||||||||||
8
|
Pengumpulan
data penelitian
|
||||||||||||||||
9
|
Penulisan
Laporan
|
||||||||||||||||
10
|
Ujian
Skripsi
|
L.
Anggaran
Dibawah
ini merupakan estimasi biaya yang dikeluarkan untuk pengajuan proposal yang
penulis ajukan sampai ke pelantikan wisuda :
1.
Biaya Transportasi = Rp. 250.000,-
2.
Biaya Cetak (print) = Rp. 150.000,-
3.
Biaya Jilid
Proposal = Rp. 10.000,-
4.
Biaya Jilid Skripsi = Rp. 20.000,-
5.
Biaya Konsumsi = Rp. 100.000,-
6.
Biaya Internet = Rp. 100.000,-
7.
Biaya Pembelian
Buku = Rp. 500.000,-
8.
Biaya Dosen Penguji = Rp. 300.000,-
9.
Biaya Wisuda = Rp. 1.300.000,- +
Total Biaya Rp. 2.730.000,-
M.
Pedoman Peliputan Data
Penelitian
pada PT. Mayora Indah Tbk adalah dengan mengambil data pada situs PT. Mayora
Indah Tbk pada tanggal 26 Desember 2015. Waktu ini digunakan untuk mengunduh
data laporan keuangan tahun 2013 dan 2014.
N.
Metodologi Penelitian
1. Ruang
Lingkup Penelitian
a. Tempat
Penelitian
Tempat
penelitian yang dipilih penulis adalah PT. Mayora Indah Tbk dan untuk
memperoleh data keuangan serta informasi dalam penulisan proposal ini, penulis
mengunduh informasi laporan keuangan di situs PT. Mayora Indah Tbk.
b. Sifat
Penelitian
Dalam
penyusunan proposal ini, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bersifat
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain
(Sugiyono, 2012:8). Sedangkan metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012:8).
Berdasarkan
pengertian diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode penelitian
deskriptif kuantitatif cocok untuk dipergunakan dalam penelitian ini, karena
sesuai dengan maksud dari penelitian yaitu untuk memperoleh data tentang
laporan keuangan yang bersifat angka-angka.
2. Metode
Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, metode yang di gunakan
adalah :
a.
Sumber
Data
1)
Data
Primer
Data
primer adalah data ang didapat dari obyek langsung, data yang di keluarkan
secara resmi maupun hasil wawancara langsung.
2)
Data
Sekunder
Data
sekunder adalah data penunjang yang didapat dari studi pustaka dan data yang
diperoleh dalam bentuk sudah jadi.
b.
Teknik
Pengumpulan Data
1)
Studi
Pustaka (library Research)
Data
yang diperoleh dengan mempelajari, meneliti dan mengkaji penelitian kepustakaan
ini dan dilakukan dengan menggunakan literature (kepustakaan), buku, artikel,
dan hal lainnya yang berhubungan dengan aspek yang diteliti untuk memperoleh
data yang akurat.
O. DAFTAR
PUSTAKA
Baridwan,
Zaki. (2004). Intermediate
Accounting. Yogyakarta : BPFE., Edisi Kedelapan.
Fahmi,
Irham. (2014). Manajemen Keuangan
Perusahaan Dan Pasar Modal. Jakarta : Edisi Pertama.
Irawati,
Susan. (2006). Manajemen Keuangan. Bandung : Pustaka.
Kasmir.
(2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
Kasmir.
(2013). Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Rajawali Pers., Edisi 1, Cetakan ke-6.
Kasmir.
(2014). Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Jakarta : PT RajaGrafindo., Edisi Revisi 2014.
Mayoraindah.co.id/
Mutmainah,
Ina. (2014). Pengaruh Modal Kerja Bersih
Terhadap Laba Setelah Pajak Pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Skripsi
Manajemen 2014). Universitas Pamulang. Skripsi yang tidak diterbitkan.
Nugroho,
Bhuono Agung. (2005). Strategi Jitu
Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta : Andi.
Purwanto,
Erwan Agus & Dyah Ratih Sulistyastuti. (2007). Metode Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
Riyanto,
Bambang. (2007). Dasar – dasar
pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.
Riyanto,
Bambang. (1998). Dasar – dasar
pembelanjaan Perusahaan. Jakarta : BPFE., Jilid Pertama Edisi 5.
Soemarso.
(2005). Akuntansi Sebagai Pengantar. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono.
(2012). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&B. Bandung :
CV. Alfabeta.
Stice.,
& Skousen. (2009). Akuntansi Intermediate.Jakarta : Salemba Empat.,
Edisi Keenam Belas.
Umar,
Husein. (2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Umum.
0 komentar
Posting Komentar