PENGANTAR PENELITIAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitan
Dosen
Pengampu : Angga Hidayat
NIDN : 0426108802
Disusun oleh :
1. Anugrah Pujianto
(2013122432)
2. Bimo Ragil Anggoro
(2013121032)
3. Endra Dwiantoro
(2013121319)
4. Efa Fauziah
(2013122851)
5. Fifit Safitri (2013121480)
6. Nihaini (2013121416)
7. Rheina Mayliana
(2013121610)
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
PAMULANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1.1 Latar
Belakang
Manusia merupakan makhluk sempurna yang dianugerahi dengan
pancaindera sekaligus akal.
Dengan adanya akal manusia berpikir mengenai segala hal dalam dirinya termasuk
objek-objek yang berada dilingkungannya. Hasil dari proses berpikir terciptalah
apa yang dinamakan dengan pengetahuan.
Cara mendapatkan pengetahuan mempunyai sumber yang
beragam. Pandangan filsafat umumnya menyatakan sumber pengetahuan adalah dua
hal yakni rasional dan empiris (Gulo,2002). Rasional berkaitan dengan
memperoleh pengetahuan dengan cara menggunakan akal untuk menalar sesuatu objek
secara abstrak. Empiris berhubungan dengan mendapatkan pegetahuan berdasarkan
pengalaman – pengalaman nyata.
Pengetahuan – pengetahuan yang banyak terdapat di
sekitar kita, baik dari hasil berpikir, pengalaman dan
pandangan hidup secara umum disebut penelitian. Penelitian di bidang ilmu
sosial adalah salah satu bagian penting dalam penelitian ilmiah. Sama halnya
dengan penelitian di bidang ilmu alam, maka penelitian ilmu sosial juga
memberikan kemanfaatan bagi manusia. Penelitian dibidang ekonomi, bisnis,
sosial, politik, hukum, budaya, agama, pendidikan dan sebagainya banyak
dilakukan oleh para peneliti di bidangnya masing – masing.
Salah satu contoh penelitian ilmu di bidang sosial
adalah penelitian di bidang organisasi bisnis. Perusahaan – perusahaan
sebelum memasarkan produknya melakukan penelitian dipasar ( market research ) untuk memahami
animo masyarakat terhadap suatu produk yang akan dipasarkan perusahaan,
sebab bila penelitan tidak dilakukan kemungkinan produk yang akan dipasarkan
akan mengalami kegagalan sehingga merugikan perusahaan, sedangkan di sisi
konsumen maka konsumen akan memperoleh kepuasan apabila perusahaan mampu
menciptakan produk sesuai dengan keinginan mereka.
Dengan demikian peneliti direncakan oleh manusia,
dilakukan oleh manusia dan hasilnya juga ditujukan untuk kepentingan manusia.
Penelitian dilakukan karena keterbatasan manusia sehingga keterbatasan tersebut
menimbulkan masalah yang harus dipecahkan. Keterbatasan menstimulus manusia melakukan
penelitian dengan menggunakan akal pikirannya. Seiring dengan perkembangan akal
pikiran manusia, produk penelitian terus berkembang dari waktu ke waktu, dan
yang menikmatinya yaitu manusia itu
sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
2. 2.1 Definisi
Penelitian
Penelitian Bisnis yaitu penyelidikan atau investigasi
yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, krisis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang
dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.
Intinya, penelitian memberikan informasi yang
diperlukan untuk memandu manajer mengambil keputusan yang terinformasi agar
bias memecahkan secara sukses. Informasi yang diperoleh bias berasal dari
analisis mendalam terhadap yang dikumpulkan dari tangan pertama, atau data yang
telah tersedia ( dalam perusahaan, industri, archive, dan seterusnya). Data
bisa kuantitatif (yang umumnya diperole melalui pertanyaan terstruktur)
atau kualitatif (yang dihasilkan dari jawaban yang luas terhadap pertanyaan
spesifik dalam wawancara, atau dari respons terhadap pertanyaan terbuka dalam
kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi dari berbagai sumber yang telah
ada sebelumnya).
2. 2.2 Definisi
Penelitian Menurut Para Ahli
Riset (research)
didefinisikan oleh Sekaran (2003:50) sebagai suatu investigasi atau
keingintahuan saintifik yang terorganisasi, sistema berbasis data, kritikal
terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi masalah (an organ systematic, data-based, critical,
scientific inquiry or investigation into a specific problem undertaken with the
objective offinding answers or solutions to it).
Sedang Kinney, Jr. (1986)
mendefinisikan riset (research)
sebagai pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru tentang bagaimana
dunia nyata bekerja atau penolakan dari teori-teori yang sudah ada.
Lebih spesifik pada aplikasi di bisnis,
riset bisnis (business research)
didefinisikan oleh Cooper and Schindler (2001:5) sebagai pencarian yang
sistematik yang menyediakan informasi untuk mengarahkan keputusan-keputusan
bisnis (as a systematic inquiry that
provides information to guide business decisions).
Cooper and Schindle di
edisi berikutnya (2003:5)
mendefinisikan riset bisnis sebagai pencarian yang sistematik yang menyediakan
informasi untuk memecahkan permasalahan-permasalahan manajerial (as a systematic inquiry that provides
information to solve managerial problems).
2. 2.3 Penelitian
Bisnis
Penelitian bisnis dapat didefinisikan sebagai usaha yang
sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang dihadapi
dalam konteks dunia membutuhkan sebuah solusi. Penelitian bisnis terdiri atas
serangkaian langkah yang direncanakan dan dilakukan, dengan tujuan menemukan
jawaban terhadap isu-isu yang menjadi perhatian manajer dalam lingkungan kerja.
Hal ini berarti bahwa langkah pertama dalam penelitian yaitu mengetahui di mana letak masalah yang muncul dalam
organisasi, dan mengenali sejelas dan serinci mungkin masalah yang perlu
dipelajari dan dipecahkan. Setelah masalah yang memerlukan perhatian
didefinisikan dengan jelas, maka dapat diambil langkah-langkah untuk mengumpulkan
informasi, menganalisis data, dan menentukan faktor-faktor yang berkaitan
dengan masalah dan memecahkannya dengan mengambil tindakan korektif yang
diperlukan.
Keseluruhan proses ini usaha untuk memecahkan masalah
disebut sebagai penelitian.
Dengan demikian, penelitian meliputi serangkaian kegiatan yang dipikirkan
dengan baik dan dilaksanakan secara hati-hati, sehingga membuat manajer mampu
memecahkan masalah organisasi, atau setidaknya menguranginya sedapat mungkin.
Dengan demikian, penelitian meliputi proses penyelidikan, investigasi,
pemeriksaan, dan eksperimentasi. Seluruh proses tersebut harus dilakukan secara
sistematis, tekun, kritis, objektif, dan logis. Hasil akhir yang diharapkan yaitu penemuan yang dapat membantu manajer menangani
situasi masalah.
Perbedaan antara manajer yang hanya mengandalkan akal sehat untuk
menganalisis dan membuat keputusan dalam situasi tertentu, dan investigator
yang menggunakan metode ilmiah, yaitu bahwa yang terakhir melakukan sebuah penyelidikan sistematis
ke dalam masalah dan meneruskan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan
memprediksi fenomena berdasarkan data yang dikumpulkan secara hati-hati sesuai
dengan tujuan.
2. 2.4
Penelitian
Terapan Dan Dasar
Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda.
Yang satu untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manajer dalam
konteks pekerjaan, yang menuntut solusi tepat waktu. Misalnya, sebuah produk
tertentu mungkin tidak laku dan manajer harus menemukan alasan di balik hal
tersebut dalam rangka mengambil tindakan perbaikan. Penelitian semacam itu
disebut penelitian terapan (applied
research). Sedangkan yang lain untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan
berusaha memahami bagaimana masalah tertentu yang teriadi dalam organisasi
dapat diselesaikan. Ini disebut penelitian dasar (basic research). Sangat mungkin bahwa sejumlah organisasi di
kemudian hari menerapkan pengetahuan yang diperoleh melalui temuan dari
penelitian dasar semacam itu untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Misalnya,
seorang profesor universitas mungkin tertarik untuk menyelidiki faktor-faktor
yang menyebabkan absensi, semata-mata sebagai minat akademik. Setelah
mengumpulkan informasi tentang topik ini dari beberapa institusi dan
menganalisis data, profesor tersebut munngkin menemukan faktor seperti jam
kerja yang tidak fleksibel, pelatihan karyawan yang tidak memadai, dan moral
yang rendah sebagai hal – hal yang mempengaruhi absensi. Belakangan, seorang manajer yang
menghadapi absensi karyawan dalam organisasinya dapat menggunakan informasi
tersebut untuk menentukan jika faktor-faktor tersebut relevan dengan kondisi
kerja di perusahaannya.
Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dengan maksud menerapkan
hasil temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang sedang dialami dalam
perusahaan disebut penelitian terapan (applied
research). Penelitian yang terutama
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap
terjadi dalam konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkan
masalah disebut penelitian
dasar atau fundamental (basic or
fundamental research). Hal tersebut juga dikenal sebagai penelitian murni (pure research). Penemuan dari
penelitian semacam itu berkontribusi terhadap pengembangan pengetahuan dalam
berbagai bidang fungsional bisnis. Pengetahuan seperti itu biasanya belakangan
diterapkan dalam konteks pemecahan masalah organisasi.
a.
Penelitian
terapan
Sebagai contoh :
Oxford Health Plans Inc. melihat terjadi
masalah. Perusahaan tersebut
mengalami masalah komputer.
Pergantian programer Oxford secara tidak biasa mengalami kenaikan dan
pemrosesan klaim menjadi mimpi buruk. Klien mulai membatalkan polis mereka,
tuntutan hak yang lebih awal dan semacamnya mengemuka, dan pembayaran premi
relatif terhadap biaya kesehatan klien, berdasarkan persentase mencapai 85%.
Jelas sekali Oxford menghadapi masalah besar dan
sebuah konsultan bahwa peneliti luar
mungkin akan mampu mendesain studi ilmiah yang akan menelaah hal tersebut. Bisa
diduga hal ini akan menjadi investigasi panjang yang dapat
menghasilkan beberapa
rekomendasi solusi yang berbeda. Manajer perusahaan kemudian dapat
mempertimbangkannya, membuat keputusan yang tepat, dan dengan demikian
memecahkan masalah Oxford.
Contoh ini menjelaskan perlunya penelitian terapan,
dimana permasalahan yang muncul dapat dipecahkan melalui investigasi dan
pengambilan keputusan manajerial yang baik.
b.
Penelitian
Dasar atau Fundamental
Tujuan utama penelitian dasar yaitu menghasilkan lebih banyak pengetahuan dan pemahaman
terhadap fenomena yang menarik dan membangun teori-teori berdasarkan hasil
penelitian. Teori tersebut kemudian membentuk fondasi untuk penelitian lebih
lanjut terkait banyak aspek fenomena. Proses membangun di atas pengetahuan yang
ada ini merupakan asal mula pembangunan teori, khususnya dalam bidang
manajemen.
Ada beberapa contoh penelitian dasar. Misalnya,
penelitian terhadap penyebab dan konsekuensi pemanasan global akan menawarkan
banyak solusi untuk mengurangi fenomena tersebut, dan membawa pada penelitian
lebih lanjut yang mempelajari bagaimana pemanasan global dapat dicegah.
Meskipun penelitian pemanasan global mungkin terutama
bertujuan untuk memahami nuansa dari fenomena tersebut, temuannya pada akhirnya
akan diterapkan dan berguna, di antaranya untuk industri pertanian dan
bangunan.
Seperti dijelaskan, perbedaan utama antara penelitian
terapan dan dasar yaitu bahwa yang pertama khususnya dilakukan untuk
memecahkan masalah yang mutakhir, sedangkan yang terakhir mempunyai tujuan
lebih luas untuk menghasilkan pengetahuan dan memahami fenomena dan masalah
yang terjadi dalam berbagai konteks organisasi. Singkatnya, baik penelitian
terapan maupun dasar yaitu bersifat ilmiah, perbedaan utamanya yaitu bahwa yang pertama terutama dilakukan untuk memecahkan
sebuah masalah bisnis mutakhir, sedangkan yang terakhir terutama dilakukan karena
kepentingan masalah di mata peneliti yang bersangkutan. Pemahaman yang lebih
mendalam tentang fenomena akan menjadi berguna bagi dirinya sendiri, serta
penerapan di kemudian hari sesuai kebutuhan. Penelitian dasar dan terapan harus
dilakukan secara ilmiah agar temuan atau hasil yang diperoleh dapat diandalkan
untuk secara efektif memecahkan masalah yang diinvestigasi. Tetapi, mungkin bahwa beberapa penelitian terapan mempunyai
bingkai waktu yang lebih singkat dibanding sejumlah penelitian dasar.
2. 2.5
Konsultan/Peneliti
Internal Versus Eksternal
1.
Konsultan/Peneliti
Internal
Departemen tersebut berperan sebagai konsultan
internal untuk subunit dalam organisasi yang menghadapi masalah tertentu dan
memerlukan bantuan. Unit semacam ini dalam organisasi, jika eksis, akan
mempunyai beberapa kegunaan, dan memperoleh bantuannya akan lebih menguntungkan
di bawah sejumlah situasi, tetapi tidak dalam situasi lainnya. Manajer sering
harus memutuskan apakah menggunakan peneliti internal atau eksternal. Untuk
mencapai keputusan manajer harus menyadari kekuatan dan kelemahan keduanya, dan
menimbang keuntungan dan kerugian menggunakan salah satunya, berdasarkan
kebutuhan situasi. Beberapa keuntungan dan kerugian tim internal dan eksternal
akan dibahas berikut ini.
a.
Keuntungan
Konsultan/Peneliti Internal
Sekaran (2003) menyatakan ada setidaknya empat
keuntungan dalam menggunakan tim internal untuk melakukan proyek penelitian :
1) Tim
internal akan lebih mungkin diterima oleh karyawan dalam subunit organisasi di
mana penelitian perlu dilakukan.
2) Tim
akan memerlukan lebih sedikit waktu untuk memahami struktur, filosofi dan
suasana, serta fungsi dan sistem kerja organisasi.
3) Mereka
akan dapat melaksanakan rekomendasi setelah temuan penelitian diterima. Hal ini
sangat penting karena setiap gangguan dalam implementasi rekomendasi dapat
disingkirkan dengan bantuan mereka. Mereka juga dapat mengevaluasi efektifitas perubahan, dan mempertimbangkan perubahan lebih
lanjut, jika, dan ketika diperlukan.
4) Tim
internal mungkin menelan jauh lebih sedikit biaya dibanding tim eksternal untuk
departemen yang memerlukan bantuan dalam pemecahan masalah, sebab mereka hanya
membutuhkan sedikit waktu untuk memahami sistem karena keterlibatan mereka yang
terus-menerus dengan berbagai unit dalam organisasi. Untuk masalah yang tidak
terlalu rumit, tim internal yaitu ideal.
b.
Kerugian
Konsultan/Peneliti Internal
Sekaran (2003)
menyatakan ada pula kerugian tertentu dalam menggunakan tim peneliti internal
untuk tujuan pemecahan masalah. Empat hal yang paling kritis antara
lain :
1) Dalam
konteks masa kerja mereka yang panjang sebagai konsultan internal tim internal
sangat mungkin jatuh ke dalam cara pandang stereotip dalam melihat organisasi
dan masalahnya. Hal tersebut akan menghalangi ide dan perspektif segar yang
mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah. Hal tersebut jelas sekali akan menjadi rintangan bagi
situasi ketika isu-isu berat dan masalah kompleks harus diinvestigasi.
2) Ada
keleluasaan bagi koalisi kekuasaan tertentu dalam organisasi untuk memengaruhi m internal menyembunyikan, menyimpangkan,
atau mengubah fakta
tertentu. Dengan kata lain, kepentingan pribadi tertentu dapat
mendominasi, terutama untuk mendapatkan porsi yang cukup besar dari sedikit
sumber daya yang tersedia.
3) Terdapat
kemungkinan bahwa, bahkan tim penelitian internal yang paling berkualifikasi tinggi tidak dianggap sebagai "pakar" oleh staf dan manajemen, dan
oleh karena itu rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup pertimbangan dan
perhatian yang layak.
4) Bias
organisasi tertentu terhadap tim penelitian internal dalam beberapa hal dapat
membuat temuan menjadi kurang objektif dan sebagai konsekuensinya kurang
ilmiah.
2.
Konsultan/Peneliti
Eksternal
Sekaran (2003) menyatakan kerugian dari tim peneliti
internal sebaliknya merupakan keuntungan tim eksternal, dan keuntungan yang
pertama menjadi kerugian yang terakhir. Tetapi, keuntungan dan kerugian tim
eksternal bisa disoroti.
a.
Keuntungan
Konsultan Eksternal
Keuntungan tim eksternal antara
lain :
1)
Tim
eksternal dapat menerapkan kekayaan pengalaman yang diperoleh dari bekerja
dengan berbagai tipe organisasi yang mempunyai jenis masalah yang sama atau
mirip. Keluasan pengalaman akan membuat mereka mampu untuk berpikir, baik
secara divergen atau konvergen, dan menghindari ketergesaan menuju solusi
instan berdasarkan fakta yang tampak dalam situasi. Mereka akan mampu
mempertimbangkan beberapa cara alternatif untuk melihat masalah karena
pengalaman pemecahan masalah yang luas dalam berbagai konteks organisasi lain.
Karena menelaah situasi dari beberapa sudut dan perspektif yang mungkin (secara
divergen), mereka dapat secara kritis menilai masing-masing, membuang pilihan
dan alternatif yang kurang sesuai, dan fokus pada solusi spesifik yang layak
(berpikir secara konvergen)
2)
Tim
eksternal, terutama dari perusahaan penelitian dan konsultan terkemuka, mungkin
mempunyai lebih banyak pengetahuan mengenai model model pemecahan masalah yang
terkini dan tercanggih yang diperoleh melalui program pelatihan periodik mereka,
yang mungkin tidak dimiliki oleh tim dalam organisasi. Karena keusangan
pengetahuan merupakan ancaman nyata dalam bidang konsultan, institusi
penelitian eksternal menjamin bahwa anggota mereka memperoleh inovasi terbaru melalui
program pelatihan yang dikelola secara periodik. Tingkat di mana anggota tim
internal tetap mengikuti teknik pemecahan masalah terbaru mungkin sangat
dipertimbangkan oleh organisasi.
b.
Kerugian
Konsultan Eksternal
Sekaran (2003) menyatakan kerugian utama dalam menyewa
tim penelitian eksternal antara lain sebagai berikut :
1) Biaya
sewa tim penelitian eksternal biasanya mahal dan cenderung dihindari, kecuali
jika masalah sangat kritis.
2) Selain
waktu banyak yang tim eksternal perlukan untuk memahami organisasi yang akan
diteliti, mereka jarang memperoleh sambutan hangat pun tidak dengan serta-merta
diterima oleh karyawan. Departemen dan orang yang akan terpengaruh oleh studi
penelitian mungkin menganggap tim studi sebagai ancaman dan menentang mereka.
Karena itu, meminta dukungan karyawan dan memperoleh kerjasama mereka dalam
studi yaitu sedikit lebih sulit dan memakan waktu bagi peneliti
eksternal dibanding tim internal.
3) Tim
eksternal juga membebankan biaya tambahan untuk bantuan mereka dalam fase implementasi
dan evaluasi.
Sambil mengingat keuntungan dan kerugian tim peneliti
internal dan eksternal, manajer yang menginginkan jasa penelitian harus
menimbang pro dan kontra dalam menggunakan salah satunya sebelum membuat
keputusan. Bila masalah sangat rumit, atau jika ada kemungkinan masuknya
kepentingan pribadi, atau bila keberadaan organisasi menjadi taruhannya karena
satu atau lebih masalah serius, sangat disarankan untuk menggunakan peneliti
eksternal meskipun biayanya lebih mahal. Tetapi, jika masalah yang terjadi
cukup sederhana, jika waktu menjadi penentu dalam pemecahan masalah yang cukup
rumit, atau bila perluasan system diperlukan untuk membuat prosedur dan
kebijakan yang bersifat rutin, tim internal mungkin akan menjadi pilihan yang lebih
baik. Pengetahuan tentang metode penelitian dan pengertian akan perbandingan keuntungan
dan kerugian tim internal dan eksternal menolong manajer membuat keputusan
mengenai bagaimana menangani masalah dan menentukan apakah peneliti internal
atau eksternal yang merupakan pilihan tepat untuk menginvestigasi dan
memecahkan masalah.
BAB III
PENUTUP
3. 3.1 Kesimpulan
Penelitian Bisnis yaitu penyelidikan atau investigasi
yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, krisis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang
dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.
Penelitian bisnis dapat didefinisikan sebagai usaha
yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang
dihadapi dalam konteks dunia membutuhkan sebuah solusi.
Perbedaan utama antara penelitian terapan dan dasar adalah
bahwa yang pertama khususnya dilakukan untuk memecahkan masalah yang mutakhir,
sedangkan yang terakhir mempunyai tujuan lebih luas untuk menghasilkan
pengetahuan dan memahami fenomena dan masalah yang terjadi dalam berbagai
konteks organisasi.
Bila masalah sangat rumit, atau jika ada kemungkinan
masuknya kepentingan pribadi, atau bila keberadaan organisasi menjadi
taruhannya karena satu atau lebih masalah serius, sangat disarankan untuk
menggunakan peneliti eksternal meskipun biayanya lebih mahal. Tetapi, jika
masalah yang terjadi cukup sederhana, jika waktu menjadi penentu dalam
pemecahan masalah yang cukup rumit, atau bila perluasan system diperlukan untuk
membuat prosedur dan kebijakan yang bersifat rutin, tim internal mungkin akan
menjadi pilihan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, J. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan
pengalaman- pengalaman, Yogyakarta : BPFE., edisi kelima.
Juliandi,
Azuar, Irfan, Suprinal Manurung (2014). Metode Penelitian Bisnis :
Konsep
dan Aplikasi, Medan : Umsu Press., cetakan pertama.
Sekaran, Uma. (2003). Research Method for Business : A Skill Buliding
Approach,New York : John Willey & Sons, Inc., fourth edition.
0 komentar
Posting Komentar