Rabu, 25 November 2015

PENGANTAR PENELITIAN



PENGANTAR PENELITIAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitan
Dosen Pengampu : Angga Hidayat
NIDN : 0426108802

Disusun oleh   :
                 1. Anugrah Pujianto (2013122432)
                      2. Bimo Ragil Anggoro (2013121032)
                3. Endra Dwiantoro (2013121319)
        4. Efa Fauziah (2013122851)
       5. Fifit Safitri (2013121480)
 6. Nihaini (2013121416)
               7. Rheina Mayliana (2013121610)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1.1  Latar Belakang
       Manusia merupakan makhluk sempurna yang dianugerahi dengan pancaindera sekaligus akal. Dengan adanya akal manusia berpikir mengenai segala hal dalam dirinya termasuk objek-objek yang berada dilingkungannya. Hasil dari proses berpikir terciptalah apa yang dinamakan dengan pengetahuan.
       Cara mendapatkan pengetahuan mempunyai sumber yang beragam. Pandangan filsafat umumnya menyatakan sumber pengetahuan adalah dua hal yakni rasional dan empiris (Gulo,2002). Rasional berkaitan dengan memperoleh pengetahuan dengan cara menggunakan akal untuk menalar sesuatu objek secara abstrak. Empiris berhubungan dengan mendapatkan pegetahuan berdasarkan pengalaman – pengalaman nyata.
       Pengetahuan – pengetahuan yang banyak terdapat di sekitar kita, baik dari hasil berpikir, pengalaman dan pandangan hidup secara umum disebut penelitian. Penelitian di bidang ilmu sosial adalah salah satu bagian penting dalam penelitian ilmiah. Sama halnya dengan penelitian di bidang ilmu alam, maka penelitian ilmu sosial juga memberikan kemanfaatan bagi manusia. Penelitian dibidang ekonomi, bisnis, sosial, politik, hukum, budaya, agama, pendidikan dan sebagainya banyak dilakukan oleh para peneliti di bidangnya masing – masing.
       Salah satu contoh penelitian ilmu di bidang sosial adalah penelitian di bidang organisasi bisnis. Perusahaan – perusahaan sebelum memasarkan produknya melakukan penelitian dipasar ( market research ) untuk memahami  animo masyarakat terhadap suatu produk yang akan dipasarkan perusahaan, sebab bila penelitan tidak dilakukan kemungkinan produk yang akan dipasarkan akan mengalami kegagalan sehingga merugikan perusahaan, sedangkan di sisi konsumen maka konsumen akan memperoleh kepuasan apabila perusahaan mampu menciptakan produk sesuai dengan keinginan mereka.
       Dengan demikian peneliti direncakan oleh manusia, dilakukan oleh manusia dan hasilnya juga ditujukan untuk kepentingan manusia. Penelitian dilakukan karena keterbatasan manusia sehingga keterbatasan tersebut menimbulkan masalah yang harus dipecahkan. Keterbatasan menstimulus manusia melakukan penelitian dengan menggunakan akal pikirannya. Seiring dengan perkembangan akal pikiran manusia, produk penelitian terus berkembang dari waktu ke waktu, dan yang menikmatinya yaitu  manusia itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

2. 2.1  Definisi Penelitian
       Penelitian Bisnis yaitu penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, krisis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.
       Intinya, penelitian memberikan informasi yang diperlukan untuk memandu manajer mengambil keputusan yang terinformasi agar bias memecahkan secara sukses. Informasi yang diperoleh bias berasal dari analisis mendalam terhadap yang dikumpulkan dari tangan pertama, atau data yang telah tersedia ( dalam perusahaan, industri, archive, dan seterusnya). Data bisa kuantitatif (yang umumnya diperole melalui pertanyaan terstruktur) atau kualitatif (yang dihasilkan dari jawaban yang luas terhadap pertanyaan spesifik dalam wawancara, atau dari respons terhadap pertanyaan terbuka dalam kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya).

2. 2.2 Definisi Penelitian Menurut Para Ahli
     Riset (research) didefinisikan oleh Sekaran (2003:50) sebagai suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang terorganisasi, sistema berbasis data, kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi masalah (an organ systematic, data-based, critical, scientific inquiry or investigation into a specific problem undertaken with the objective offinding answers or solutions to it).
       Sedang Kinney, Jr. (1986) mendefinisikan riset (research) sebagai pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru tentang bagaimana dunia nyata bekerja atau penolakan dari teori-teori yang sudah ada.
       Lebih spesifik pada aplikasi di bisnis, riset bisnis (business research) didefinisikan oleh Cooper and Schindler (2001:5) sebagai pencarian yang sistematik yang menyediakan informasi untuk mengarahkan keputusan-keputusan bisnis (as a systematic inquiry that provides information to guide business decisions).
       Cooper and Schindle di edisi berikutnya (2003:5) mendefinisikan riset bisnis sebagai pencarian yang sistematik yang menyediakan informasi untuk memecahkan permasalahan-permasalahan manajerial (as a systematic inquiry that provides information to solve managerial problems).

2. 2.3 Penelitian Bisnis
       Penelitian bisnis dapat didefinisikan sebagai usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang dihadapi dalam konteks dunia membutuhkan sebuah solusi. Penelitian bisnis terdiri atas serangkaian langkah yang direncanakan dan dilakukan, dengan tujuan menemukan jawaban terhadap isu-isu yang menjadi perhatian manajer dalam lingkungan kerja. Hal ini berarti bahwa langkah pertama dalam penelitian yaitu mengetahui di mana letak masalah yang muncul dalam organisasi, dan mengenali sejelas dan serinci mungkin masalah yang perlu dipelajari dan dipecahkan. Setelah masalah yang memerlukan perhatian didefinisikan dengan jelas, maka dapat diambil langkah-langkah untuk mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dan memecahkannya dengan mengambil tindakan korektif yang diperlukan.
     Keseluruhan proses ini usaha untuk memecahkan masalah disebut sebagai penelitian. Dengan demikian, penelitian meliputi serangkaian kegiatan yang dipikirkan dengan baik dan dilaksanakan secara hati-hati, sehingga membuat manajer mampu memecahkan masalah organisasi, atau setidaknya menguranginya sedapat mungkin. Dengan demikian, penelitian meliputi proses penyelidikan, investigasi, pemeriksaan, dan eksperimentasi. Seluruh proses tersebut harus dilakukan secara sistematis, tekun, kritis, objektif, dan logis. Hasil akhir yang diharapkan yaitu penemuan yang dapat membantu manajer menangani situasi masalah.
     Perbedaan antara manajer yang hanya mengandalkan akal sehat untuk menganalisis dan membuat keputusan dalam situasi tertentu, dan investigator yang menggunakan metode ilmiah, yaitu bahwa yang terakhir melakukan sebuah penyelidikan sistematis ke dalam masalah dan meneruskan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena berdasarkan data yang dikumpulkan secara hati-hati sesuai dengan tujuan.

2. 2.4    Penelitian Terapan Dan Dasar
       Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda. Yang satu untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manajer dalam konteks pekerjaan, yang menuntut solusi tepat waktu. Misalnya, sebuah produk tertentu mungkin tidak laku dan manajer harus menemukan alasan di balik hal tersebut dalam rangka mengambil tindakan perbaikan. Penelitian semacam itu disebut penelitian terapan (applied research). Sedangkan yang lain untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami bagaimana masalah tertentu yang teriadi dalam organisasi dapat diselesaikan. Ini disebut penelitian dasar (basic research). Sangat mungkin bahwa sejumlah organisasi di kemudian hari menerapkan pengetahuan yang diperoleh melalui temuan dari penelitian dasar semacam itu untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Misalnya, seorang profesor universitas mungkin tertarik untuk menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan absensi, semata-mata sebagai minat akademik. Setelah mengumpulkan informasi tentang topik ini dari beberapa institusi dan menganalisis data, profesor tersebut munngkin menemukan faktor seperti jam kerja yang tidak fleksibel, pelatihan karyawan yang tidak memadai, dan moral yang rendah sebagai hal – hal yang mempengaruhi absensi. Belakangan, seorang manajer yang menghadapi absensi karyawan dalam organisasinya dapat menggunakan informasi tersebut untuk menentukan jika faktor-faktor tersebut relevan dengan kondisi kerja di perusahaannya.
     Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dengan maksud menerapkan hasil temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang sedang dialami dalam perusahaan disebut penelitian terapan (applied research). Penelitian yang  terutama dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi dalam konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkan masalah disebut penelitian dasar atau fundamental (basic or fundamental research). Hal tersebut juga dikenal sebagai penelitian murni (pure research). Penemuan dari penelitian semacam itu berkontribusi terhadap pengembangan pengetahuan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Pengetahuan seperti itu biasanya belakangan diterapkan dalam konteks pemecahan masalah organisasi.
a.    Penelitian terapan
Sebagai contoh :
       Oxford Health Plans Inc. melihat terjadi masalah. Perusahaan tersebut mengalami masalah komputer. Pergantian programer Oxford secara tidak biasa mengalami kenaikan dan pemrosesan klaim menjadi mimpi buruk. Klien mulai membatalkan polis mereka, tuntutan hak yang lebih awal dan semacamnya mengemuka, dan pembayaran premi relatif terhadap biaya kesehatan klien, berdasarkan persentase mencapai 85%.
       Jelas sekali Oxford menghadapi masalah besar dan sebuah konsultan bahwa  peneliti luar mungkin akan mampu mendesain studi ilmiah yang akan menelaah hal tersebut. Bisa diduga hal ini akan menjadi investigasi panjang yang dapat menghasilkan beberapa rekomendasi solusi yang berbeda. Manajer perusahaan kemudian dapat mempertimbangkannya, membuat keputusan yang tepat, dan dengan demikian memecahkan masalah Oxford.
       Contoh ini menjelaskan perlunya penelitian terapan, dimana permasalahan yang muncul dapat dipecahkan melalui investigasi dan pengambilan keputusan manajerial yang baik.

b.    Penelitian Dasar atau Fundamental
       Tujuan utama penelitian dasar yaitu menghasilkan lebih banyak pengetahuan dan pemahaman terhadap fenomena yang menarik dan membangun teori-teori berdasarkan hasil penelitian. Teori tersebut kemudian membentuk fondasi untuk penelitian lebih lanjut terkait banyak aspek fenomena. Proses membangun di atas pengetahuan yang ada ini merupakan asal mula pembangunan teori, khususnya dalam bidang manajemen.
       Ada beberapa contoh penelitian dasar. Misalnya, penelitian terhadap penyebab dan konsekuensi pemanasan global akan menawarkan banyak solusi untuk mengurangi fenomena tersebut, dan membawa pada penelitian lebih lanjut yang mempelajari bagaimana pemanasan global dapat dicegah.
       Meskipun penelitian pemanasan global mungkin terutama bertujuan untuk memahami nuansa dari fenomena tersebut, temuannya pada akhirnya akan diterapkan dan berguna, di antaranya untuk industri pertanian dan bangunan.
       Seperti dijelaskan, perbedaan utama antara penelitian terapan dan dasar yaitu bahwa yang pertama khususnya dilakukan untuk memecahkan masalah yang mutakhir, sedangkan yang terakhir mempunyai tujuan lebih luas untuk menghasilkan pengetahuan dan memahami fenomena dan masalah yang terjadi dalam berbagai konteks organisasi. Singkatnya, baik penelitian terapan maupun dasar yaitu bersifat ilmiah, perbedaan utamanya yaitu bahwa yang pertama terutama dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah bisnis mutakhir, sedangkan yang terakhir terutama dilakukan karena kepentingan masalah di mata peneliti yang bersangkutan. Pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena akan menjadi berguna bagi dirinya sendiri, serta penerapan di kemudian hari sesuai kebutuhan. Penelitian dasar dan terapan harus dilakukan secara ilmiah agar temuan atau hasil yang diperoleh dapat diandalkan untuk secara efektif memecahkan masalah yang diinvestigasi. Tetapi, mungkin bahwa beberapa penelitian terapan mempunyai bingkai waktu yang lebih singkat dibanding sejumlah penelitian dasar.

2. 2.5    Konsultan/Peneliti Internal Versus Eksternal
    1.    Konsultan/Peneliti Internal
       Departemen tersebut berperan sebagai konsultan internal untuk subunit dalam organisasi yang menghadapi masalah tertentu dan memerlukan bantuan. Unit semacam ini dalam organisasi, jika eksis, akan mempunyai beberapa kegunaan, dan memperoleh bantuannya akan lebih menguntungkan di bawah sejumlah situasi, tetapi tidak dalam situasi lainnya. Manajer sering harus memutuskan apakah menggunakan peneliti internal atau eksternal. Untuk mencapai keputusan manajer harus menyadari kekuatan dan kelemahan keduanya, dan menimbang keuntungan dan kerugian menggunakan salah satunya, berdasarkan kebutuhan situasi. Beberapa keuntungan dan kerugian tim internal dan eksternal akan dibahas berikut ini.
a.         Keuntungan Konsultan/Peneliti Internal
Sekaran (2003) menyatakan ada setidaknya empat keuntungan dalam menggunakan tim internal untuk melakukan proyek penelitian :
1)    Tim internal akan lebih mungkin diterima oleh karyawan dalam subunit organisasi di mana penelitian perlu dilakukan.
2)      Tim akan memerlukan lebih sedikit waktu untuk memahami struktur, filosofi dan suasana, serta fungsi dan sistem kerja organisasi.
3)       Mereka akan dapat melaksanakan rekomendasi setelah temuan penelitian diterima. Hal ini sangat penting karena setiap gangguan dalam implementasi rekomendasi dapat disingkirkan dengan bantuan mereka. Mereka juga dapat mengevaluasi efektifitas perubahan, dan mempertimbangkan perubahan lebih lanjut, jika, dan ketika diperlukan.
4)    Tim internal mungkin menelan jauh lebih sedikit biaya dibanding tim eksternal untuk departemen yang memerlukan bantuan dalam pemecahan masalah, sebab mereka hanya membutuhkan sedikit waktu untuk memahami sistem karena keterlibatan mereka yang terus-menerus dengan berbagai unit dalam organisasi. Untuk masalah yang tidak terlalu rumit, tim internal yaitu ideal.
b.         Kerugian Konsultan/Peneliti Internal
Sekaran (2003) menyatakan ada pula kerugian tertentu dalam menggunakan tim peneliti internal untuk tujuan pemecahan masalah. Empat hal yang paling kritis antara lain :
1)    Dalam konteks masa kerja mereka yang panjang sebagai konsultan internal tim internal sangat mungkin jatuh ke dalam cara pandang stereotip dalam melihat organisasi dan masalahnya. Hal tersebut akan menghalangi ide dan perspektif segar yang mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah. Hal tersebut jelas sekali akan menjadi rintangan bagi situasi ketika isu-isu berat dan masalah kompleks harus diinvestigasi.
2)      Ada keleluasaan bagi koalisi kekuasaan tertentu dalam organisasi untuk memengaruhi m internal menyembunyikan, menyimpangkan, atau mengubah fakta tertentu. Dengan kata lain, kepentingan pribadi tertentu dapat mendominasi, terutama untuk mendapatkan porsi yang cukup besar dari sedikit sumber daya yang tersedia.
3)    Terdapat kemungkinan bahwa, bahkan tim penelitian internal yang paling berkualifikasi tinggi tidak dianggap sebagai "pakar" oleh staf dan manajemen, dan oleh karena itu rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup pertimbangan dan perhatian yang layak.
4)  Bias organisasi tertentu terhadap tim penelitian internal dalam beberapa hal dapat membuat temuan menjadi kurang objektif dan sebagai konsekuensinya kurang ilmiah.

2.      Konsultan/Peneliti Eksternal
       Sekaran (2003) menyatakan kerugian dari tim peneliti internal sebaliknya merupakan keuntungan tim eksternal, dan keuntungan yang pertama menjadi kerugian yang terakhir. Tetapi, keuntungan dan kerugian tim eksternal bisa disoroti.
a.    Keuntungan Konsultan Eksternal
Keuntungan tim eksternal antara lain :
1)   Tim eksternal dapat menerapkan kekayaan pengalaman yang diperoleh dari bekerja dengan berbagai tipe organisasi yang mempunyai jenis masalah yang sama atau mirip. Keluasan pengalaman akan membuat mereka mampu untuk berpikir, baik secara divergen atau konvergen, dan menghindari ketergesaan menuju solusi instan berdasarkan fakta yang tampak dalam situasi. Mereka akan mampu mempertimbangkan beberapa cara alternatif untuk melihat masalah karena pengalaman pemecahan masalah yang luas dalam berbagai konteks organisasi lain. Karena menelaah situasi dari beberapa sudut dan perspektif yang mungkin (secara divergen), mereka dapat secara kritis menilai masing-masing, membuang pilihan dan alternatif yang kurang sesuai, dan fokus pada solusi spesifik yang layak (berpikir secara konvergen)
2)   Tim eksternal, terutama dari perusahaan penelitian dan konsultan terkemuka, mungkin mempunyai lebih banyak pengetahuan mengenai model model pemecahan masalah yang terkini dan tercanggih yang diperoleh melalui program pelatihan periodik mereka, yang mungkin tidak dimiliki oleh tim dalam organisasi. Karena keusangan pengetahuan merupakan ancaman nyata dalam bidang konsultan, institusi penelitian eksternal menjamin bahwa anggota mereka memperoleh inovasi terbaru melalui program pelatihan yang dikelola secara periodik. Tingkat di mana anggota tim internal tetap mengikuti teknik pemecahan masalah terbaru mungkin sangat dipertimbangkan oleh organisasi.
b.    Kerugian Konsultan Eksternal
Sekaran (2003) menyatakan kerugian utama dalam menyewa tim penelitian eksternal antara lain sebagai berikut :
1)  Biaya sewa tim penelitian eksternal biasanya mahal dan cenderung dihindari, kecuali jika masalah sangat kritis.
2)  Selain waktu banyak yang tim eksternal perlukan untuk memahami organisasi yang akan diteliti, mereka jarang memperoleh sambutan hangat pun tidak dengan serta-merta diterima oleh karyawan. Departemen dan orang yang akan terpengaruh oleh studi penelitian mungkin menganggap tim studi sebagai ancaman dan menentang mereka. Karena itu, meminta dukungan karyawan dan memperoleh kerjasama mereka dalam studi yaitu sedikit lebih sulit dan memakan waktu bagi peneliti eksternal dibanding tim internal.
3) Tim eksternal juga membebankan biaya tambahan untuk bantuan mereka dalam fase implementasi dan evaluasi.

       Sambil mengingat keuntungan dan kerugian tim peneliti internal dan eksternal, manajer yang menginginkan jasa penelitian harus menimbang pro dan kontra dalam menggunakan salah satunya sebelum membuat keputusan. Bila masalah sangat rumit, atau jika ada kemungkinan masuknya kepentingan pribadi, atau bila keberadaan organisasi menjadi taruhannya karena satu atau lebih masalah serius, sangat disarankan untuk menggunakan peneliti eksternal meskipun biayanya lebih mahal. Tetapi, jika masalah yang terjadi cukup sederhana, jika waktu menjadi penentu dalam pemecahan masalah yang cukup rumit, atau bila perluasan system diperlukan untuk membuat prosedur dan kebijakan yang bersifat rutin, tim internal mungkin akan menjadi pilihan yang lebih baik. Pengetahuan tentang metode penelitian dan pengertian akan perbandingan keuntungan dan kerugian tim internal dan eksternal menolong manajer membuat keputusan mengenai bagaimana menangani masalah dan menentukan apakah peneliti internal atau eksternal yang merupakan pilihan tepat untuk menginvestigasi dan memecahkan masalah.

BAB III
PENUTUP

3. 3.1 Kesimpulan
       Penelitian Bisnis yaitu penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, krisis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.
       Penelitian bisnis dapat didefinisikan sebagai usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang dihadapi dalam konteks dunia membutuhkan sebuah solusi.
       Perbedaan utama antara penelitian terapan dan dasar adalah bahwa yang pertama khususnya dilakukan untuk memecahkan masalah yang mutakhir, sedangkan yang terakhir mempunyai tujuan lebih luas untuk menghasilkan pengetahuan dan memahami fenomena dan masalah yang terjadi dalam berbagai konteks organisasi.
       Bila masalah sangat rumit, atau jika ada kemungkinan masuknya kepentingan pribadi, atau bila keberadaan organisasi menjadi taruhannya karena satu atau lebih masalah serius, sangat disarankan untuk menggunakan peneliti eksternal meskipun biayanya lebih mahal. Tetapi, jika masalah yang terjadi cukup sederhana, jika waktu menjadi penentu dalam pemecahan masalah yang cukup rumit, atau bila perluasan system diperlukan untuk membuat prosedur dan kebijakan yang bersifat rutin, tim internal mungkin akan menjadi pilihan yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Hartono, J. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan
     pengalaman- pengalaman, Yogyakarta : BPFE., edisi kelima.
Juliandi, Azuar, Irfan, Suprinal Manurung (2014). Metode Penelitian Bisnis :
     Konsep dan Aplikasi, Medan : Umsu Press., cetakan pertama.
Sekaran, Uma. (2003). Research Method for Business : A Skill Buliding
     Approach,New York : John Willey & Sons, Inc., fourth edition.

0 komentar

Posting Komentar